BOJONEGORO – Suasana akrab dan penuh semangat menyelimuti Pendopo Malowopati, Rabu (23/04/2025), saat ratusan guru Raudhatul Athfal (RA) dari seluruh Bojonegoro berkumpul dalam acara Istighotsah dan Silaturahim yang digelar oleh Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA).
Momen ini tak sekadar menjadi ajang temu kangen, tetapi juga menjadi simbol komitmen Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas para pendidik PAUD.
Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah dan Ketua Tim Penggerak PKK Bojonegoro Cantika Wahono, yang menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi para guru dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa sejak dini.
Dalam sambutannya, Wabup Nurul Azizah menyatakan bahwa kontribusi guru RA sangat penting dalam membentuk masyarakat Bojonegoro yang sehat secara jasmani, rohani, dan juga ekonominya.
“Peran para guru RA sungguh luar biasa. Maka menjadi kewajiban kami untuk terus memperjuangkan kesejahteraan mereka, demi pendidikan yang lebih baik sejak usia dini,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemkab akan terus menjalin sinergi dengan dinas terkait untuk memastikan bahwa para guru RA mendapat perhatian, pelatihan, serta dukungan yang mereka butuhkan.
Senada dengan itu, Ketua TP PKK Cantika Wahono menekankan pentingnya penguatan peran guru PAUD, termasuk melalui program pendampingan yang akan dirancang secara khusus.
“Saat ini ada lebih dari seribu guru RA di Bojonegoro. Sebagian masih belum bersertifikasi, dan itu menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Cantika mengajak para guru untuk proaktif mengajukan proposal pelatihan agar bisa difasilitasi oleh pemerintah daerah.
“Silakan ajukan proposal pelatihan kepada Pemkab. Kami siap memfasilitasi dan akan langsung berkoordinasi dengan dinas terkait,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari Kementerian Agama (Kemenag) Bojonegoro. Sholihul Hadi selaku perwakilan Kemenag menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemkab terhadap penyelenggaraan kegiatan ini dan terhadap sektor pendidikan keagamaan usia dini secara keseluruhan.
Berdasarkan data EMIS 2024, tercatat ada 273 lembaga RA di Bojonegoro dengan total 1.022 guru.
Ia juga mengungkapkan bahwa masih ada pengajuan izin operasional baru untuk beberapa lembaga RA, yang diharapkan bisa direalisasikan pada tahun 2025.
“Kami berharap sinergi Pemkab dan Kemenag terus berjalan erat, terutama dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan para guru,” tuturnya.
Lebih dari sekadar seremonial, acara ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan anak usia dini mendapat perhatian serius di Bojonegoro.
Dengan sinergi yang solid antara pemerintah daerah, organisasi guru, dan Kemenag, masa depan pendidikan RA di Bojonegoro tampak semakin cerah. (aj)