BOJONEGORO – Bukan lagi sekadar lumbung padi, Bojonegoro kini membentangkan karpet merah bagi para investor, siap bertransformasi menjadi bintang baru di peta ekonomi Indonesia.
Gelombang optimisme terasa kental saat Deputi Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim menyambangi Bumi Angling Dharma pada Senin (21/4/2025).
Sambutan hangat dari Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah menandai babak baru bagi kabupaten yang terpilih menjadi salah satu fokus investasi strategis nasional tahun 2025.
Bayangkan saja, ladang-ladang Bojonegoro tak hanya akan menghijaukan negeri dengan padi, tapi juga menyuplai energi masa depan.
Rencana besar investasi etanol dan bioetanol berbasis sorgum dan jagung tengah digodok.
Ini bukan sekadar proyek industri hijau, melainkan sebuah orkestrasi ekonomi kerakyatan yang melibatkan langsung para petani dan masyarakat sekitar hutan.
“Etanol itu dari tumbuhan seperti sorgum dan jagung. Kalau industrinya jalan, wah, masyarakat kami bisa ikut bergerak semua. Petani-petani bisa memanfaatkan lahan di Perhutani,” ungkap Bupati Setyo Wahono dengan nada penuh semangat.
Tak hanya mengandalkan kekayaan alam di darat, Bojonegoro juga punya “api abadi” yang siap mendunia.
Kayangan Api, dengan kobarannya yang tak pernah padam, akan disulap menjadi destinasi wisata kelas wahid.
Ini adalah simbol kuat, semangat membangun Bojonegoro pun tak pernah padam.
Sang Bupati dengan lugas menyampaikan bahwa meski belum memiliki jalan tol atau pelabuhan megah, Bojonegoro tak gentar.
Kekuatan sesungguhnya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, semangat gotong royong masyarakat, dan keyakinan untuk terus maju.
Wakil Bupati Nurul Azizah menambahkan bahwa pertemuan penting ini fokus pada peningkatan kerjasama dan penjajakan peluang bisnis baru di Bojonegoro.
“Provinsi melihat potensi besar Bojonegoro di sektor pertanian, pariwisata, dan lahan Perhutani yang luasnya mencapai 40% dari wilayah kami,” jelasnya.
Kepala DPMPTSP Jawa Timur, Diah Wahyu Ermawati, menegaskan komitmen provinsi untuk mendongkrak nilai investasi.
“Kami datang ke Bojonegoro karena daerah ini punya peran penting dalam industri migas dan turunannya. Jadi, Bojonegoro memang harus bersiap menarik investor,” katanya.
Kunjungan ini menjadi fondasi untuk pemetaan kekuatan daerah yang akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan tingkat tinggi (High Level Meeting) pada Juni mendatang.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong Bojonegoro untuk segera menyiapkan aset-aset potensial, menyambut antusiasme investor yang terus berdatangan, terutama dari Tiongkok.
Dukungan penuh juga datang dari Bank Indonesia. Mereka melihat Bojonegoro sebagai salah satu “titik terang” baru dalam peta pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan.
“Kami sedang melakukan mapping untuk mencari kabupaten/kota yang punya potensi besar untuk menggenjot investasi,” ujar Petrus Endria Effendhi, Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Jatim.
“Kami juga terus mencari sumber pertumbuhan ekonomi lain selain migas, yaitu pertanian, perdagangan, dan industri,” tambahnya.
Semangat yang membara terlihat jelas, Bojonegoro siap menyongsong masa depan gemilang, menjadi magnet investasi yang tak terbendung. (aj)