BOJONEGORO – Dampak Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo menerjang di beberapa wilayah Kabupaten Bojonegoro. Ada 682 Kepala Keluarga, 48 Desa, di 11 Kecamatan, yang mengalami banjir dan merendam 1.880 hektar lahan pertanian.
Di Kecamatan Bojonegoro sendiri, ada 9 Desa yang terdampak banjir yakni, Ledok Wetan, Banjarejo, Campurejo, Klangon, Ledok Kulon, Semanding, Jetak, Kalirejo, Mulyoagung.
Untuk Kecamatan Padangan, 4 Desa yakni, Tebon, Prangi, Nguken, Kuncen.
Sedangkan Kecamatan Ngraho ada 3 Desa yaitu, Tepalan, Luwihaji, Payaman.
Kecamatan Dander 2 Desa, Ngulanan, Ngablak.
Sedangkan Kecamatan Trucuk ada 10 Desa, yaitu Tulung, Mori, Banjarsari, Pagerwesi, Sumbangtimun, Kandangan, Trucuk, Padang, Guyangan, Kanten.
Kecamatan Kalitidu, 5 Desa, Mojo, Leran, Sukoharjo, Panjunan, Ngringinrejo.
Selanjutnya Kecamatan Kasiman ada 3 Desa, Batokan, Betet, Tembeling.
Di Kecamatan Malo, 3 Desa yang terdampak, Tanggi, Kacangan, Sudah.
Kemudian Kecamatan Baureno, 3 Desa, yaitu Lebaksari, Tanggungan, Kalisari.
Sedangkan untuk Kecamatan Kanor, 4 Desa yakni, Gedungarum, Piyak, Kabalan, Tejo.
Terakhir Kecamatan Gayam ada 1 Desa Manukan.
Kepala Pelaksana BPBD kabupaten Bojonegoro Laela Nor Aeny mengatakan, banjir tahun ini sampai masuk ke rumah warga, pihaknya juga sudah membuka dapur umum di beberapa tempat lokasi yang terdampak banjir.
“Sementara ini belum ada yang terjangkit penyakit,” jawabannya saat di konfirmasi via ponsel, Senin (11/03/2024).
Untuk itu, ia juga menghimbau kepada masyarakat supaya waspada khususnya warga yang terdampak banjir bengawan solo untuk melarang atau mengawasi anak anak pada saat bermain di genangan banjir.
“Karena ada kejadian di Kecamatan Kanor, anak kecil usia 5 tahun terpeleset dan meninggal,” ungkapnya.
Ani juga menyampaikan, karena intensitas hujan tinggi, banjir dari hari Sabtu hingga Selasa malam mulai surut tapi perlahan. (aj)