BOJONEGORO – Olahraga lari kini bukan sekadar tren gaya hidup sehat, tetapi juga sudah menjadi aktivitas sosial baru di kalangan anak muda Bojonegoro.
Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh ditambah fasilitas publik yang semakin memadai membuat olahraga ini makin digandrungi.
Dari semangat itulah lahir komunitas lari bernama Bojonegoro Running Home (BRH). Komunitas ini digagas oleh Tony Kenzy bersama beberapa temannya sejak 5 Juni 2024.
Awalnya, mereka hanya memanfaatkan lintasan di GOR Utama Bojonegoro, Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander. Namun, agar tidak monoton, BRH kemudian mencoba keluar lintasan untuk menyusuri jalan-jalan pedesaan sekitar.
Ternyata, ide itu justru melahirkan pengalaman baru. Bukan hanya lari, anggota komunitas juga bisa sekaligus menikmati suasana pedesaan, kuliner lokal, hingga destinasi wisata yang dilewati sepanjang rute.
Apalagi, infrastruktur jalan di desa-desa Bojonegoro kini semakin bagus dan ramah untuk pelari.
“Nama Bojonegoro Running Home lahir secara spontan. Filosofinya sederhana, lari dari rumah ke rumah, dari desa ke desa. Itu yang membuat komunitas ini beda,” ujar Tony.
Meski awalnya hanya diikuti 4–5 orang, kini jumlah anggota BRH sudah tembus lebih dari 100 orang.
Komunitas ini terbuka untuk siapa saja, tanpa batasan usia maupun kriteria khusus. Saat ini, BRH sudah menjelajah 12 kecamatan dan 53 desa di Bojonegoro.
Menurut Tony, keunikan BRH bukan hanya di konsep rutenya, tapi juga suasana kekeluargaannya. Para pemula tidak perlu khawatir tertinggal, karena komunitas ini justru memberi semangat dan dukungan bagi pelari baru agar tetap percaya diri.
“Banyak pemula minder ikut komunitas lari karena takut ketinggalan. Tapi di BRH nggak ada itu. Justru pemula dirangkul, disupport, biar semangat terus olahraga,” jelasnya.
Selain berlari, komunitas ini juga aktif membuat konten dokumentasi. Dari foto hingga video, aktivitas BRH kerap dibagikan ke media sosial untuk menginspirasi masyarakat luas agar ikut bergerak.
“Sehatnya dapat, kontennya dapat, bahkan ada juga yang dapat jodoh,” seloroh Tony sambil tertawa.
Ia pun berpesan, olahraga tidak harus dimulai dari hal yang berat. “Mulailah dari yang disukai. Anggap olahraga sebagai investasi jangka panjang agar tubuh tetap sehat, bugar, dan produktif,” tuturnya. (aj)