Beranda Daerah MoU 6 Sekolah Bojonegoro-Tuban: Wirausaha Jadi Kurikulum Wajib

MoU 6 Sekolah Bojonegoro-Tuban: Wirausaha Jadi Kurikulum Wajib

Img 20250612 wa0322

BOJONEGORO — Semangat kemandirian ekonomi dan inovasi pendidikan bergelora di GOR Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (12/6/2025).

Ratusan guru, siswa, dan tokoh pendidikan berkumpul dalam acara Workshop Sinergi Pendidikan bertema “Membangun Kewirausahaan dan UMKM Menuju Bojonegoro-Tuban Mandiri dan Sejahtera.”

Acara ini menjadi langkah konkret menyatukan dunia pendidikan dan pemerintahan untuk mencetak generasi wirausaha muda tangguh, terutama dari kalangan SMA/SMK.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, membuka kegiatan dengan pesan tegas agar sekolah dan guru bisa menjadi motor penggerak penguatan SDM lokal.

Ia mengajak semua pihak mendukung visi besar Bupati Bojonegoro dalam membangun masyarakat yang maju dan sejahtera.

“Kita perlu terobosan ekstrem agar siswa kita bisa jadi pelaku usaha yang andal. Pendidikan harus aplikatif dan berdampak nyata,” ujarnya.

Salah satu bukti keberhasilan program kewirausahaan datang dari Dini Merta Valesta, siswi kelas 10 SMKN 4 Bojonegoro.

Lewat aplikasi “Omsetku”, Dini sukses mencatat omzet usaha transportasi hingga Rp54 juta hanya dalam 5 bulan.

“Aplikasi ini bantu saya kelola usaha dan keuangan dengan mudah,” ungkapnya sambil memotivasi peserta lain.

Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Yayasan Gaeni Moentari Nusantara dan enam sekolah dari Bojonegoro dan Tuban.

Kesepakatan ini memperkuat komitmen menjadikan sekolah sebagai kawah candradimuka UMKM pelajar.

Sementara, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, yang hadir langsung dalam workshop ini, menyampaikan bahwa era keemasan migas harus diimbangi dengan lahirnya potensi baru, yakni kewirausahaan anak muda.

“Kami ingin pendidikan menghasilkan output nyata anak muda kreatif, tangguh, dan berani menciptakan lapangan kerja sendiri,” tegasnya.

Bupati Wahono mendorong agar kurikulum kewirausahaan segera diterapkan secara aplikatif, dengan kolaborasi bersama dunia industri dan pelaku usaha.

Sementara itu, Kepala Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo menambahkan bahwa program Millenial Jobs Center (MJC) dan East Java Super Corridor (EJSC) siap mendampingi pengembangan kewirausahaan di wilayah kerja Bakorwil.

Workshop ditutup dengan sesi inspiratif bersama Gatot Hari Priowirjanto, yang memaparkan pentingnya digitalisasi, pemanfaatan potensi lokal, dan strategi membangun ekosistem wirausaha pelajar.

Dengan suksesnya acara ini, diharapkan terbentuk generasi muda yang adaptif, mandiri, dan siap jadi pelaku ekonomi masa depan.

Bojonegoro dan Tuban pun melangkah makin dekat menuju kemandirian daerah berbasis kekuatan SDM muda. (aj)