BOJONEGORO – Bendungan Gerak Bojonegoro, sebuah proyek ambisius yang menelan biaya Rp351 miliar dari pinjaman JICA, kini berdiri megah di atas aliran Bengawan Solo. Lebih dari sekadar bendungan, infrastruktur ini menjelma menjadi simbol kemajuan dan harapan bagi masyarakat Bojonegoro.
Siapa sangka, ide pembangunan bendungan ini telah tercetus sejak zaman kolonial Belanda. Namun, baru di era modern ini impian tersebut menjadi kenyataan.
Bendungan Gerak Bojonegoro kini hadir dengan segudang manfaat:
* Benteng Banjir: Melindungi kawasan sekitar dari amukan Bengawan Solo.
* Sumber Kehidupan Pertanian: Mengairi ribuan hektar sawah, meningkatkan hasil panen petani.
* Penopang Industri dan Rumah Tangga: Menyediakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan industri.
* Destinasi Wisata Memikat: Menawarkan pemandangan indah dan suasana senja yang menenangkan.
* Jembatan Penghubung: Membuka akses bagi wilayah yang sebelumnya terisolasi.
Dampak Positif yang Signifikan
Bendungan ini mampu menampung 13 juta kubik air, cukup untuk mengairi 6.400-9.000 hektar lahan pertanian di delapan kecamatan.
Dampaknya luar biasa bagi sektor pertanian:
* Meningkatkan frekuensi panen dari dua menjadi tiga kali setahun.
* Mengembalikan fungsi irigasi untuk belasan ribu hektar sawah.
* Meningkatkan hasil produksi rata-rata 7 ton per hektar.
Selain manfaat fungsionalnya, Bendungan Gerak Bojonegoro juga menawarkan pesona wisata yang tak kalah menarik.
Suasana senja di bendungan ini sangatlah istimewa, terutama karena lokasinya yang berdekatan dengan Wisata Agrobisnis Kebun Belimbing Ngringinrejo.
Pengunjung dapat menikmati dua pengalaman sekaligus: memetik belimbing segar dan bersantai di tepi bendungan.
Bendungan Gerak Bojonegoro bukan sekadar infrastruktur biasa, melainkan sebuah mahakarya yang membawa perubahan positif bagi kehidupan masyarakat.
Warisan kolonial ini telah bertransformasi menjadi aset berharga yang memberikan manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari. (aj)
