BOJONEGORO – Kabar gembira bagi para pelajar di Bojonegoro. Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, resmi meluncurkan program Angkutan Pelajar Gratis pada Kamis (6/3/2025) di halaman Pendopo Malowopati.
Program ini menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah daerah terhadap keselamatan dan kemudahan akses pendidikan bagi generasi penerus bangsa.
Sebanyak 91 armada kendaraan MPV siap mengantar jemput lebih dari 1.500 siswa setiap harinya. Dengan jam operasional yang terbagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 05.30-07.30 untuk keberangkatan dan 10.30-16.00 untuk kepulangan, para siswa kini tak perlu khawatir lagi soal transportasi.
Empat rute strategis telah disiapkan, mencakup Bojonegoro-Baureno, Bojonegoro-Padangan, Bojonegoro-Temayang, dan wilayah dalam Kota Bojonegoro. Program ini menggandeng Mobil Penumpang Umum (MPU) yang bekerja sama dengan Organda, memastikan layanan yang aman dan terpercaya.
Kepala Dinas Perhubungan, Aan Syabana, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk memastikan semua pelajar, terutama dari keluarga kurang mampu, dapat berangkat ke sekolah tanpa kendala biaya.
Lebih dari itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan disiplin, efektivitas belajar, mengurangi kemacetan, dan menekan angka kecelakaan pelajar.
“Ini adalah upaya kami untuk mencegah putus sekolah akibat kesulitan transportasi dan meningkatkan mutu pendidikan di Bojonegoro,” tegas Aan.
Wakil Bupati Nurul Azizah menambahkan, program ini merupakan tindak lanjut dari program Presiden Prabowo Subianto, Asta Cita, yang menekankan pentingnya inovasi dalam percepatan pendidikan.
Program serupa telah diuji coba dengan dana CSR Bank Jatim pada Oktober-Desember 2024, dan kini resmi dianggarkan melalui APBD.
“Dengan program ini, anak-anak bisa berangkat sekolah tepat waktu, terhindar dari kecelakaan, dan orang tua pun merasa tenang,” ujar Wabup.
Program Angkutan Pelajar Gratis ini hanyalah salah satu dari sekian banyak program unggulan Pemkab Bojonegoro dalam meningkatkan kualitas SDM.
Sebelumnya, program beasiswa juga telah diperluas, mencakup Gus dan Ning serta santri pondok pesantren.
Dengan berbagai inovasi ini, Bojonegoro optimis dapat mencetak generasi emas yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045. (aj)