LAMONGAN – Dalam momentum peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL), Dandim 0812 Lamongan Letkol Arm Ketut Wira Purbawan S.I.P., M.Han bersama Forkopimda Kabupaten Lamongan melaksanakan tahlil dan tabur bunga di makam Mbah Sabilan, Mbah Punuk, dan Mbah Lamong yang dilaksanakan Sabtu (25/05/2024), di Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Lamongan.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, ziarah makam leluhur Lamongan merupakan salah satu dari rangkaian tradisi Peringatan HJL. Ziarah dan tabur bunga ini adalah wujud bakti Forkopimda Lamongan pada leluhur agar semangat juangnya terus menjadi teladan bagi generasi saat ini.
âBukan Bangsa yang besar, Bangsa yang tidak menghargai para pahlawannya. Bukan generasi yang tangguh ketika generasi itu tidak mengetahui akar budaya dan pendahulu-pendahulunya.” kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi.
Bupati menjelaskan, momen HJL ke 455 tersebut diharapkan bisa terlihat jati diri Kabupaten Lamongan, darimana dan ke arah mana akan dibawa.
“Apa yang telah dilakukan pendahulu-pendahulu kita untuk menjadi keteladanan, contoh, motivasi, tekad kita semua untuk membawa Kabupaten Lamongan ini menuju kearah yang lebih baik, menjemput kejayaan,â bebernya.
Dalam momentum HJL tersebut, Bupati mengharapkan agar mampu menjadikan refleksi untuk meneladani dan mengingat riwayat serta semangat juang pendahulu dan pendiri Lamongan.
âMari kita jadikan setiap peringatan Hari Jadi Lamongan ini untuk mendapatkan kembali skill, motivasi dan tekad bagi kita semuanya untuk membangun Lamongan menuju kejayaan. Saya yakin dengan kebersamaan yang selalu saya sampaikan, semuanya ini akan bisa kita raih,â imbuhnya.
Hari Jadi Lamongan ditandai dengan awal diwisudanya Mbah Lamong (Ronggohadi) yang merupakan murid kesayangan Sunan Giri II pada 10 Dzulhijjah 976 H/ 26 Mei 1569 karena jasa dan keteladanannya dalam melaksanakan dakwah, yang kemudian berjuluk Tumenggung Surajaya.
Sebutan Mbah Lamong yang diberikan karena kebaikan dan keuletannya dalam momong (mengasuh) segala bidang, kemudian menjadi cikal bakal nama Kabupaten Lamongan. Lamong yang berasal dari Bahasa Jawa kuno âLa/Raâ yang artinya baik dan âMongâ yang artinya among, momong, sehingga Lamong memiliki arti pamong yang baik, sebagaimana keteladanan yang diberikan oleh Ki Ronggohadi. (Az)