BOJONEGORO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro merilis Berita Resmi Statistik (BRS) di Ruang Rapat BPS Bojonegoro, Jalan Sawunggaling, Senin (3/11/2025). Laporan ini memuat dua indikator penting dalam dinamika ekonomi daerah, yakni perkembangan inflasi dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Bojonegoro.
Kepala BPS Bojonegoro, Syawaluddin Siregar, menyebutkan bahwa inflasi dan pariwisata menjadi dua faktor strategis yang mencerminkan stabilitas ekonomi daerah.
Ia menuturkan, pada periode Oktober 2025, komoditas emas global dan telur ayam menjadi pemicu utama inflasi di Bojonegoro.
“Harga emas dunia mengalami tren kenaikan, sementara telur ayam naik karena meningkatnya permintaan dari realisasi Program MBG. Hal ini berimbas langsung pada komoditas pangan,” jelas Syawaluddin.
Dari sisi month to month (m-t-m), inflasi Bojonegoro pada Oktober 2025 tercatat naik sebesar 0,31 persen. Meski sempat terjadi deflasi di Februari, secara year to date (y-t-d) inflasi tahun kalender mencapai 2,08 persen. Penyumbang tertinggi berasal dari telur dan daging ayam ras.
Lebih lanjut, secara year on year (y-o-y), inflasi Oktober 2025 dibanding Oktober 2024 berada di angka 3,14 persen, dengan beras menjadi penyumbang utama. Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih mendominasi komoditas penyumbang inflasi Bojonegoro.
“Secara umum inflasi Bojonegoro masih terkendali. Posisinya berada di level menengah, tidak terlalu tinggi, namun tetap perlu diwaspadai fluktuasinya,” tambahnya.
Selain data inflasi, BPS juga melaporkan perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Bojonegoro. Angka TPK disebut mengalami peningkatan, terutama saat Pemkab Bojonegoro menggelar acara atau kegiatan besar di wilayah setempat.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata dan kegiatan daerah berperan penting dalam menggerakkan ekonomi lokal, terutama di sektor jasa perhotelan dan perdagangan.
Dengan inflasi yang masih terkendali dan aktivitas pariwisata yang meningkat, BPS optimistis ekonomi Bojonegoro akan tetap stabil dan produktif hingga akhir tahun 2025. (aj)

























