MEDIA CAHAYA BARU – Malam Nisfu Syaban adalah malam yang dianggap istimewa oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Malam ini biasanya dipenuhi dengan pengharapan dan doa, menjadi waktu untuk merenungkan diri sebelum datangnya bulan Ramadan.
Dalam konteks Indonesia, khususnya di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU), perayaan malam ini memiliki nuansa yang khas dan penuh makna.
Menjelang malam Nisfu Syaban, kaum Muslim di Indonesia melakukan serangkaian ritual.
Salah satunya adalah membaca Surah Yasin tiga kali setelah melaksanakan salat Maghrib.
Ini menjadi pembuka sebelum melanjutkan dengan aktivitas lanjutan yang tak kalah unik. Pembacaan doa malam Nisfu Syaban diakhiri dengan kebersamaan saat menikmati hidangan khas, yaitu ketupat dan lepet.
Ketupat merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras, dibungkus menggunakan daun lontar atau janur.
Sedangkan lepet terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun janur dan diisi dengan irisan kelapa, menambah cita rasa gurih dan kenyal.
Dalam filosofi Jawa, ketupat dan lepet mengandung makna yang dalam, berasal dari kata lepat (kesalahan) dan lepet (simpan yang dalam).
Tradisi ini menggambarkan pentingnya memaafkan serta saling merelakan kesalahan yang telah dilakukan satu sama lain.
Momen ini memberikan harapan agar menjelang bulan suci Ramadan, hati kita menjadi bersih karena telah saling memaafkan. (aj)