KOTA BATU – Saat berkunjung ke TPA Tlekung, Aries Agung Paewai, Pj Wali Kota Batu, melihat secara langsung perakitan 3 mesin incinerator, dari 4 mesin yang didatangkan. Alat pembakar sampah ini selanjutnya akan diuji coba dan dipergunakan 2 unit untuk TPA Tlekung dan 1 unit untuk Kelurahan Sisir.
“Alhamdulillah, sudah datang 3 alat incinerator di TPA Tlekung. Semoga ini akan mempercepat untuk mengolah sampah residu yang tidak bisa diolah lebih lanjut. Rencananya, 2 unit akan dipergunakan di TPA Tlekung dan 1 unit akan diserahkan di Kelurahan Sisir,” ungkap Pj Walikota Batu yang didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Aries Setiawan di TPA Tlekung, sabtu (30/9/2023).
Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dengan memanfaatkan pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi bakar sampah ini merupakan alternatif untuk mengurangi timbunan limbah secara efektif dan efisien. Karena melibatkan pembakaran dengan suhu tinggi, energi panas yang bisa dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik.
Aspek penting dalam insinerasi adalah proses kandungan energi (heating value) limbah yang diolah. Faktor ini tak hanya menentukan kemampuan yang diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran, tetapi juga diketahui beberapa energi yang diperoleh setelah insinerasi selesai dilakukan.
Manfaat Incinerator adalah efektivitasnya yang mampu menekan 90% volume dan 75% masa limbah sesuai derajat dan komposisi sampah. Ini sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah besar.
Ada beberapa kelebihan penggunaan incinerator yaitu pertama, hemat lahan, lahan dibutuhkan untuk tempat bakar sampah, namun luas lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar dengan metode sanitary landfill. Kedua, mengurangi sampah dengan signifikan. Dalam pengelolaan limbah padat, pengurangan volume sampah mampu mencapai 95% sehingga beratnya mampu dikurangi 80%. Ketiga, sebagai sumber listrik, proses bakar sampah tanpa asap terjadi, panas dari dalam incinerator dapat digunakan sebagai sumber energi listrik. Keempat, limbah dan sampah cepat teratasi karena incinerator sangat cocok untuk mengatasi jumlah limbah yang besar dan dilakukan dalam waktu singkat.
Pengelolaan sampah di TPA Tlekung, selain dengan incinerator, juga menggunakan metode Sanitary landfil. Sanitary landfill merupakan sebuah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara ditimbun dan dipadatkan, kemudian sampah tersebut ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Pada sistem ini timbunan sampah akan ditutup dengan tanah. Penutupan dengan tanah ini dilakukan dengan berkala.
Secara lebih lanjut sistem ini berfungsi mengurangi resiko tumpukan sampah yang ada dengan cara memadatkan sampah yang menumpuk terlebih dahulu, kemudian menimbunnya dengan tanah secara berkala. Cara ini dilakukan agar potensi sampah yang merusak lingkungan dapat diperkecil.
Dibutuhkan kecepatan bertindak dan merespon keadaan yang ada, tanpa harus berdebat mana yang bener dan salah, tapi apa yang bisa kita perbuat yang terbaik untuk kota kita tercinta. Semoga ini memberikan aksinya kita untuk terus meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. (Fur)