BOJONEGORO – Dalam suasana penuh khidmat dan semangat Hari Santri Nasional (HSN), Pimpinan Rayon Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Pondok Pesantren Mansya’ul Hidayah, Desa Kabunan, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, menggelar anniversary ke-5 pada Jumat (25/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung di aula utama pondok pesantren ini dihadiri oleh pengasuh pondok, Ketua PAC Pagar Nusa Balen, para sesepuh dan pembina Pagar Nusa, serta perangkat desa setempat. Acara berlangsung hangat dan penuh makna dengan nuansa kepesantrenan yang kental.
Musthofa, pelatih sekaligus senior Pagar Nusa yang akrab disapa Kang Must, menegaskan pentingnya menjaga pencak silat sebagai warisan budaya leluhur. Ia mengingatkan bahwa UNESCO telah mengakui pencak silat sebagai warisan budaya takbenda dunia pada 2019.
“Pencak silat bukan sekadar bela diri, tapi juga mencerminkan nilai spiritual, seni, pengetahuan, dan kearifan lokal. Sudah sepatutnya kita lestarikan dan kembangkan dari tahun ke tahun,” tegas Kang Musthofa.
Sementara itu, Gus Moh. Bidhowi Mawahib Al Baba, S.H., Ketua PAC Pagar Nusa Balen, mengingatkan kembali akar sejarah organisasi ini.
“Pagar Nusa lahir dari rahim pesantren, tepatnya dari Pondok Pesantren Lirboyo. Maka pondok pesantren adalah tempat terbaik untuk melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat NU,” ujar Gus Baba.
Ia menambahkan, peringatan milad ke-5 ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk memperkuat peran santri dalam melestarikan ilmu agama dan bela diri sebagai warisan para ulama terdahulu.
“Pagar Nusa harus menjadi jembatan antara santri dan generasi muda agar tidak kehilangan identitas budaya dan nilai luhur pesantren,” imbuhnya.
Menariknya, dari sekian banyak pondok di Kecamatan Balen, hanya Pondok Pesantren Mansya’ul Hidayah yang secara aktif mengembangkan Pagar Nusa di lingkungan pesantren. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar pondok.
“Ini harus kita jaga, kita pertahankan, dan kita banggakan bersama,” tutup Gus Baba.
Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Mansya’ul Hidayah, KH. Noer Zainuddin Al Jumadi, M.Pd.I, berpesan agar para santri dan pendekar selalu mengedepankan akhlakul karimah dalam setiap langkahnya.
Mengutip hadis Rasulullah. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ath-Thabari).
“Pendekar sejati bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga memiliki adab, akhlak, dan kedisiplinan. Bela ulama, bela NU, bela NKRI, tapi selalu jaga niat agar tetap tulus untuk kebaikan umat,” dawuh KH. Zainuddin.
Ia juga menekankan bahwa ilmu agama dan bela diri harus berjalan beriringan, saling menguatkan untuk melahirkan generasi santri yang tangguh, berkarakter, dan siap menjaga keutuhan bangsa.
Acara diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar Pagar Nusa Rayon PP Mansya’ul Hidayah semakin maju, solid, dan berjaya di masa mendatang.
“Semoga setiap tahun kita semakin berkembang dan tetap menjadi penjaga nilai-nilai luhur pesantren serta budaya bangsa,” tutup KH. Zainuddin. (aj)

























