BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus menunjukkan komitmennya dalam menekan angka stunting dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa melalui Program GAYATRI (Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri).
Program inovatif yang diluncurkan pada tahun 2025 ini kini makin luas menjangkau masyarakat. Tak hanya dibiayai dari APBD dan CSR, tapi juga sudah mulai menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) sebagai sumber pendanaan baru.
Fasilitator Pemerintahan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bojonegoro, Imam Rosidi, menjelaskan bahwa GAYATRI merupakan terobosan Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga, terutama bagi masyarakat miskin di pedesaan.
“Program GAYATRI awalnya menyasar 400 keluarga penerima manfaat di 10 desa dari 4 kecamatan menggunakan APBD Induk 2025. Kemudian diperluas menjadi 5.000 KPM pada Perubahan APBD, ditambah 544 KPM dari dana CSR,” terang Imam Rosidi.
Tak berhenti di situ, Pemkab Bojonegoro juga mendorong Pemerintah Desa agar ikut berperan aktif dalam pembiayaan program ini. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 2025, desa diwajibkan mengalokasikan 10 persen dari Alokasi Dana Desa (ADD) untuk mendukung kegiatan GAYATRI.
“Ada 418 desa yang sudah menganggarkan dana untuk GAYATRI. Dari jumlah itu, 398 desa sudah merealisasikan dan 21 desa masih dalam proses,” ungkap Imam.
Dari total anggaran yang disiapkan, Rp 35,67 miliar atau 79,21 persen telah terserap dan disalurkan kepada 2.636 keluarga penerima manfaat (KPM).
Melalui program ini, warga mendapatkan total 14.209 ekor ayam petelur yang menjadi modal awal usaha ternak rumahan.
Program ini tidak hanya menambah pendapatan keluarga, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan konsumsi protein hewani, salah satu faktor utama pencegahan stunting di Bojonegoro.
Melalui GAYATRI, Pemkab Bojonegoro berupaya menciptakan sirkulasi ekonomi desa yang berkelanjutan. Hasil telur dari ternak warga bisa dikonsumsi sendiri untuk pemenuhan gizi, atau dijual kembali untuk menambah penghasilan keluarga.
“Kemandirian ekonomi dan gizi masyarakat bisa dicapai bersamaan. Jadi warga tidak hanya makan bergizi, tapi juga punya penghasilan,” ujar Imam Rosidi.
Dengan kombinasi pendanaan dari APBD, CSR, dan ADD, Program GAYATRI kini menjelma menjadi gerakan kolaboratif antara pemerintah, desa, dan masyarakat.
Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Bojonegoro dalam mewujudkan desa mandiri, menekan stunting, dan menciptakan generasi sehat serta produktif. (aj)
























