BOJONEGORO – Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi. Kali ini, puluhan siswa SMAN 1 Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, mengalami diare massal usai menyantap menu MBG pada Rabu (1/10/2025).
Dari total siswa yang terdampak, 23 orang terpaksa dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kepala SMAN 1 Kedungadem, Mas Edy Masrur, mengungkapkan gejala mulai muncul sejak pagi, Kamis (2/10/2025). Guru-guru melaporkan banyak siswa izin ke toilet karena diare hampir di setiap kelas.
“Mulai pukul 07.30, laporan masuk dari para guru. Ternyata hampir semua kelas ada siswa yang diare. Awalnya hanya sekitar 10 siswa, tapi setelah dicek jumlahnya bertambah hingga 23 siswa. Mereka kami kirim ke Puskesmas karena membutuhkan penanganan lebih serius,” jelas Edy.
Menurut keterangan siswa, keluhan perut sakit dan diare mulai dirasakan sejak Rabu malam. Pihak sekolah menduga hal ini berkaitan dengan konsumsi menu MBG yang dibagikan pada hari sebelumnya.
“Anak-anak mengaku sejak tadi malam sudah merasakan sakit perut. Kami kemudian langsung menghubungi pihak penyedia MBG, yaitu SPBG Sidoarjo, agar segera ada tindak lanjut dan evaluasi kualitas makanan,” tambah Kepala Sekolah.
Selain 23 siswa yang dirujuk ke Puskesmas, tercatat 61 siswa tidak masuk sekolah pada hari ini. Meski alasan ketidakhadiran beragam mulai dari sakit hingga tanpa keterangan, data tersebut tetap dikirimkan ke pihak Puskesmas untuk ditindaklanjuti.
“Kesepakatan dengan pihak kecamatan dan Puskesmas, semua siswa yang tidak hadir tetap akan dicek, apakah sakitnya terkait dengan konsumsi MBG atau tidak,” jelas Edy.
Penanganan di sekolah turut melibatkan tim dari Puskesmas, Koramil, dan Polsek Kedungadem. Siswa yang mengalami gejala ringan langsung diperiksa dan diberikan obat-obatan di sekolah.
Ia menyampaikan bahwa, mulai siang perhari ini MBG di SMAN 1 Kedungadem dihentikan sampai ada keputusan berikutnya.
“Jadi tadi siang kami tidak dapat kiriman MBG,” tandasnya.
Sebagai langkah antisipasi, jikalau nanti ada diberlakukan MBG lagi, Mas Edy menyampaikan bahwa, guru bidang studi Biologi dan Kimia di SMAN 1 Kedungadem akan turun tangan untuk ikut memeriksa kondisi makanan sebelum dibagikan kepada siswa.
Edy menegaskan bahwa pihaknya tidak menolak program MBG, tetapi berharap ada peningkatan kualitas dari pihak penyedia makanan.
“Harapan kami, penyedia MBG meningkatkan kualitas dan higienitas makanan. Jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi. Anak-anak tetap perlu gizi seimbang, tapi juga harus aman,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditayangkan terlihat Ambulance Puskesmas Kedungadem masih wara wiri untuk mengangkut siswa yang keracunan. (aj)