BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus memperkuat sektor pertanian dengan memastikan ketersediaan air irigasi yang memadai.
Salah satu langkah strategis yang tengah digenjot adalah pembangunan Bendungan Karangnongko serta rencana pembangunan Waduk Pejok yang diharapkan mampu menambah kapasitas tampungan air untuk kebutuhan pertanian.
Komitmen tersebut ditegaskan dalam kegiatan Pembinaan Petani HIPPA/GHIPPA di Balai Desa Sumberagung, Kecamatan Dander, Rabu (24/9/2025).
Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, dengan narasumber dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Wabup Nurul Azizah menekankan, ketersediaan air merupakan faktor vital dalam menjaga keberlanjutan pertanian Bojonegoro.
“Ada empat masalah utama dalam sektor pertanian: pupuk, air, harga pascapanen, dan hama. Untuk urusan air menjadi tugas Dinas PU SDA, dan wilayah pembinaan ini adalah yang terbesar dalam pelayanan air. Kesadaran dalam membagi air secara bijak menjadi kunci utama,” ujarnya.
Dengan luas baku sawah yang lebih besar dibanding banyak daerah lain, Pemkab Bojonegoro menargetkan produktivitas padi meningkat signifikan. Saat ini, produksi padi Bojonegoro baru mencapai 710 ribu ton per tahun.
“Kami menargetkan capaian produksi bisa lebih tinggi lagi, bahkan melampaui daerah lain. Kuncinya ada pada sinergi semua pihak,” tegas Nurul Azizah.
Sementara, Kepala Dinas PU SDA Bojonegoro, Helmy Elisabeth, menambahkan bahwa pembinaan HIPPA/GHIPPA ini merupakan langkah nyata untuk memperkuat pemanfaatan sumber daya air.
“Wilayah layanan irigasi ini adalah yang terbesar. Kami berkomitmen bersama untuk menjaga ketersediaan air pertanian agar petani tetap bisa menanam dan terhindar dari gagal panen,” terangnya.
Helmy juga mengingatkan pentingnya perawatan sarana dan prasarana irigasi. “Kami titip agar jaringan irigasi di setiap wilayah dijaga dan dirawat, supaya dapat digunakan dengan baik dan bijak,” tambahnya.
Pembangunan bendungan maupun waduk di Bojonegoro tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi erat antara Pemkab Bojonegoro, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta Pemerintah Pusat melalui BBWS Bengawan Solo.
Harapannya, tata kelola sumber daya air bisa terkelola secara adil, berkelanjutan, dan bermanfaat langsung bagi petani.
Dengan langkah ini, Pemkab Bojonegoro optimistis mampu menjaga statusnya sebagai salah satu lumbung pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. (aj)