Beranda Infotaiment Diduga Keracunan Makanan, Belasan Siswa SMAN 2 Lamongan Masuk RS

Diduga Keracunan Makanan, Belasan Siswa SMAN 2 Lamongan Masuk RS

Fd96bfb8 8228 4908 8077 ea5889b29f2d

LAMONGAN – Kepanikan melanda SMAN 2 Lamongan pada Rabu siang (17/9/2025). Sekitar pukul 14.30 WIB, belasan siswa tiba-tiba mengalami gejala serius usai mengonsumsi makanan di lingkungan sekolah.

Mereka terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Islam (RSI) Nashrul Ummah Lamongan.

Para siswa datang dengan kondisi memprihatinkan. Ada yang pucat, lemas, hingga muntah-muntah. Beberapa bahkan harus digendong guru dan petugas sekolah karena tak mampu berjalan.

Situasi IGD pun mendadak penuh dengan tangisan, kecemasan, dan hiruk-pikuk keluarga serta tenaga pendidik yang ikut mendampingi.

Anggreini, salah satu guru yang mendampingi, menceritakan kejadian berlangsung cepat dan hampir bersamaan.

“Sekitar pukul setengah tiga, beberapa siswa mengeluh mual dan pusing. Tidak lama kemudian, ada yang muntah dan tubuhnya melemah. Kami langsung bawa ke rumah sakit agar cepat ditangani,” ungkapnya.

Dugaan sementara mengarah pada makanan yang dikonsumsi siswa di sekolah. Sebagian membeli jajanan kantin, ada yang mengambil di koperasi, dan sebagian lain menerima jatah makanan dari program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Jawaban anak-anak berbeda-beda, ada yang makan di kantin, ada yang dapat makanan MBG. Tapi setelah itu rata-rata merasa tidak enak badan,” tambah Anggreini.

Hingga berita ini diturunkan, seluruh korban masih dirawat intensif oleh tim medis. Pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan untuk melakukan investigasi terkait sumber makanan yang diduga tercemar.

Insiden ini langsung memicu sorotan publik, apalagi menyangkut program unggulan pemerintah, MBG, yang digadang mampu meningkatkan gizi pelajar.

Namun, fakta di lapangan justru menimbulkan pertanyaan besar, apakah kualitas makanan dalam program tersebut benar-benar terjamin. Ataukah ada kelalaian dari pihak penyedia yang membuat anak-anak harus menanggung akibatnya.

Jawaban atas dugaan keracunan ini masih menunggu hasil uji laboratorium. Namun yang jelas, peristiwa ini menjadi tamparan keras bahwa pengawasan makanan sekolah, baik dari kantin maupun program pemerintah, masih jauh dari kata aman. (Bup)