BOJONEGORO – Program layanan kesehatan gratis untuk pelajar yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan mencatat capaian luar biasa.
Hingga 1 September 2025, sebanyak 152.978 siswa di berbagai jenjang pendidikan telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Angka ini setara dengan 61,84 persen dari total sasaran, dengan melibatkan lebih dari 1.000 sekolah di seluruh wilayah Bojonegoro.
Program yang menyasar pelajar usia 7–17 tahun ini meliputi siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK), madrasah, hingga pondok pesantren.
“Kami ingin memastikan seluruh pelajar Bojonegoro tumbuh sehat, bugar, dan siap menghadapi masa depan. Karena itu, pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya fisik, tapi juga mental,” terang Ninik Susmiati Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Rabu (10/9/2015).
Program cek kesehatan gratis ini memberikan layanan sesuai kebutuhan usia dan jenjang pendidikan.
SD: 13 jenis pemeriksaan, mulai dari gizi, kebugaran fisik, hingga kesehatan gigi dan mulut.
SMP: 15 jenis pemeriksaan, termasuk hemoglobin (Hb), kesehatan reproduksi, dan mental emosional.
SMA/SMK: 14 jenis pemeriksaan yang lebih komprehensif, menguatkan kesiapan pelajar menuju jenjang pendidikan tinggi maupun dunia kerja.
Selain itu, ada pemeriksaan rutin lain seperti kebugaran fisik, kesehatan mata, hingga konseling untuk mendeteksi dini masalah mental dan emosional.
Langkah Pemkab Bojonegoro ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.
Program ini diharapkan mampu mencegah stunting, anemia, serta berbagai gangguan kesehatan yang bisa menghambat perkembangan anak.
Tak hanya berhenti pada pemeriksaan, hasil evaluasi kesehatan juga akan ditindaklanjuti dengan rujukan medis jika ditemukan gangguan yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
Dengan capaian hampir 153 ribu siswa yang telah diperiksa, Pemkab Bojonegoro optimis mampu mencapai target 100 persen pemeriksaan di tahun ajaran berjalan.
Partisipasi aktif lebih dari 1.000 sekolah juga menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah, guru, dan tenaga kesehatan.
“Kami berterima kasih kepada sekolah dan orang tua yang mendukung program ini. Tujuan akhirnya adalah generasi Bojonegoro yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” tegas Ninik.
Dengan capaian ini, Bojonegoro menjadi salah satu kabupaten yang paling agresif dalam memberikan layanan kesehatan preventif bagi generasi mudanya.
Cek kesehatan gratis masuk sekolah ini adalah program investasi jangka panjang untuk masa depan daerah. (aj)