Beranda Daerah DPRD Jatim Dianggap Mandul dan Lemah Hadapi Oknum Lapas

DPRD Jatim Dianggap Mandul dan Lemah Hadapi Oknum Lapas

Img 20250716 wa0009

SURABAYA – Aksi massa Aliansi Madura Indonesia (AMI) berubah jadi ledakan kemarahan rakyat di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Selasa (15/7/2025).

Tidak sekedar orasi, para demonstran menumpuk sampah dalam jumlah besar di halaman kantor dewan sebagai simbol kebusukan kinerja DPRD yang dianggap tutup mata terhadap kejahatan hukum yang makin menggila.

Dipimpin langsung oleh Ketua Umum AMI, Baihaki Akbar, aksi ini menjadi bentuk protes keras terhadap lemahnya pengawasan DPRD, terutama Komisi A, yang dinilai tidak punya keberanian menghadapi oknum aparat lapas yang diduga terlibat peredaran narkoba, pungli dan praktik judi online (judol).

“Fakta di lapangan jelas, ada sipir Lapas Pemuda Madiun yang selundupkan narkoba, malah cuma dipindah. Bukan diproses hukum. Ini negara atau panggung sirkus. Kalau rakyat kecil ketahuan bawa sabu seupil saja langsung dihajar hukum berat,” teriak Baihaki lantang.

Ia menuding DPRD Jatim bersekongkol dalam diam dengan oknum aparat nakal yang bermain kotor dalam sistem pemasyarakatan. Menurutnya, dewan hanya jadi pajangan demokrasi yang tidak punya keberanian sedikit pun untuk bertindak.

Baihaki juga mengungkapkan, AMI sudah pernah datang secara resmi mengadukan masalah ini ke Komisi A DPRD Jatim, namun hasilnya nihil.

“Hari ini kami datang dengan cara lebih keras, tetap saja tak ada satupun yang berani keluar. Lembaga ini sudah tidak layak dipercaya. DPRD Jatim lemah, pengecut, dan tak berguna dalam menghadapi mafia hukum,” tegasnya penuh emosi.

Karena tidak digubris sama sekali, Baihaki menyatakan pihaknya siap menaikkan eskalasi aksi.

Ia bahkan mengancam akan mendatangi langsung rumah Ketua DPRD Jatim sebagai bentuk peringatan keras bahwa rakyat sudah habis kesabaran.

“Minggu depan kami akan datang ke rumah Ketua DPRD. Jangan kira kalian bisa bersembunyi di balik gedung. Rakyat sedang marah, dan kami tak akan diam,” ancam Baihaki.

Aksi brutal namun simbolik ini langsung menjadi sorotan, karena menunjukkan betapa rakyat mulai kehilangan kepercayaan terhadap lembaga legislatif yang terkesan lumpuh di hadapan para pelaku kejahatan berseragam.

AMI menegaskan bahwa ini baru permulaan. Jika DPRD terus bungkam dan pura-pura tuli, rakyat akan bergerak lebih luas.

“Kami tidak takut, kalau DPRD sudah jadi boneka mafia, maka rakyat sendiri yang akan bersuara,” tutup Baihaki. (Red)