Beranda Peristiwa Detik-Detik Kapal Tenggelam di Selat Bali, 4 Tewas 23 Selamat

Detik-Detik Kapal Tenggelam di Selat Bali, 4 Tewas 23 Selamat

Img 20250703 wa0098

BALI – Malam mencekam terjadi di Selat Bali, kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, pada Rabu malam (2/7/2025) sekitar pukul 23.15 WIB.

Informasi tenggelamnya kapal diterima Kamis dini hari sekitar pukul 00.15 WITA dari petugas Syahbandar, dengan posisi koordinat berada di titik -08°09.371′, 114°25.1569′.

Kapal yang dinakhodai oleh Agus Slamet itu membawa 66 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 13 kru, serta sejumlah kendaraan mulai dari sepeda motor hingga truk tronton.

Sejak kabar itu diterima, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD Jembrana, serta nelayan lokal langsung dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan penyisiran laut dan evakuasi korban.

Hingga Kamis (3/7), upaya penyelamatan membuahkan hasil. Sebanyak 27 korban berhasil ditemukan, terdiri dari 23 orang selamat dan 4 orang meninggal dunia.

Keempat korban tewas adalah:

Anang Suryono – Warga Banyuwangi

Eko Sastriyo – 51 tahun, Banyuwangi

Elok Rumantini – 36 tahun, Banyuwangi

Cahyani – 45 tahun, Banyuwangi

Sementara itu, 23 penumpang lainnya berhasil diselamatkan, di antaranya berasal dari Banyuwangi, Jember, dan Lumajang. Mereka terdiri dari sopir, kru kapal, buruh, dan nelayan.

Setelah tiba di Posko Terpadu ASDP Gilimanuk, para korban selamat langsung diperiksa oleh tim Dokpol, kemudian dilakukan pendataan oleh petugas ASDP.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, S.I.K., menyampaikan duka mendalam atas tragedi ini dan menegaskan bahwa pencarian korban masih terus berlangsung, baik lewat penyisiran laut menggunakan kapal maupun patroli sepanjang pesisir Gilimanuk.

“Kami berharap tidak ada lagi korban tambahan. Seluruh potensi SAR dikerahkan untuk menyisir lokasi. Ini duka kita bersama, semoga seluruh korban bisa ditemukan secepatnya,” ujar Kombes Ariasandy.

Tragedi ini menyisakan luka mendalam, terlebih bagi keluarga korban. Pemerintah dan aparat gabungan kini fokus pada penanganan pascakejadian, termasuk memastikan kondisi psikologis korban selamat tetap stabil. (Wy)