Beranda Daerah Bojonegoro Kobarkan Semangat Lumbung Pangan: Partisipasi Aktif dalam Panen Raya Nasional

Bojonegoro Kobarkan Semangat Lumbung Pangan: Partisipasi Aktif dalam Panen Raya Nasional

Img 20250407 wa0027

BOJONEGORO – Menjawab panggilan nasional untuk mewujudkan swasembada pangan, Kabupaten Bojonegoro menunjukkan komitmen penuhnya dengan berpartisipasi aktif dalam gelaran Panen Raya Padi serentak yang melibatkan 14 provinsi di Indonesia.

Meskipun acara puncaknya dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat, dan dihadiri langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, semangat panen raya turut bergelora di Bojonegoro pada Senin pagi (07/04/2025).

Bertempat di hamparan sawah Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah, bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), turut serta memantau dan merayakan panen di lahan seluas 400 hektar.

Kehadiran mereka menegaskan kesiapan Bojonegoro dalam menyukseskan agenda besar pemerintah pusat untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Pemerintah pusat sendiri telah mengambil langkah strategis dengan menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) minimal Rp 6.500 per kilogram.

Kebijakan ini, ditambah dengan berbagai kemudahan akses bagi petani—mulai dari benih unggul, alat mesin pertanian modern (alsintan), program pompanisasi, optimalisasi lahan, hingga jaminan serapan gabah oleh Bulog diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas pasokan pangan nasional.

Di lahan seluas 400 hektar di Desa Sukorejo saja, diperkirakan hasil panen mencapai 2.400 ton padi.

Angka ini merupakan bagian dari potensi besar Bojonegoro yang memiliki total areal persawahan sekitar 1.500 hektar, dengan estimasi total hasil panen bisa mencapai 9.000 ton.

Tidak hanya meninjau, Bupati Setyo Wahono dan Wabup Nurul Azizah tak segan turun langsung mengoperasikan mesin panen modern (harvester), berbaur dengan para petani.

Momen penting lainnya adalah saat Bulog secara simbolis melakukan pembayaran uang muka pembelian gabah kepada petani dengan harga yang telah ditetapkan, sebuah langkah yang disambut gembira karena dianggap sangat menguntungkan dan mampu meningkatkan stok Bulog secara signifikan.

Bupati Setyo Wahono menyatakan kegembiraannya bisa berinteraksi langsung dengan para petani dan melihat kondisi pertanian di lapangan.

Ia menegaskan bahwa pertanian adalah potensi emas Bojonegoro yang sudah diakui sejak lama.

“Kami bertekad menjadikan Bojonegoro sebagai salah satu lumbung padi terbesar, tidak hanya di Jawa Timur, tapi juga berkontribusi signifikan bagi kebutuhan nasional,” ujar Setyo Wahono, menggarisbawahi fokus pembangunan daerah ke depan. (aj)