BOJONEGORO – Suasana dialog antara warga Desa Miyono, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, berubah panas setelah Camat Sekar Sahlan menggebrak meja dan meninggikan suara di hadapan warga.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (21/10/2025) dan langsung menuai kecaman dari masyarakat setempat.
Dialog tersebut awalnya digelar untuk membahas penetapan lokasi pembangunan infrastruktur desa, namun suasana mendadak memanas setelah warga Dusun Rejoso merasa keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Warga yang kecewa meminta penjelasan, namun bukannya mendapat jawaban tenang, mereka justru dikejutkan oleh aksi emosional Camat Sekar Sahlan.
Menurut warga yang hadir, sang camat Sahlan tiba-tiba menggebrak meja saat memberikan penjelasan, membuat suasana forum berubah tegang.
Warga pun marah dan menilai tindakan itu sebagai bentuk arogansi pejabat publik yang tidak menghargai rakyat.
“Ini tidak bisa diterima, Camat Sekar harus minta maaf atau dicopot saja dari jabatannya,” ujar salah satu warga dalam video amatir yang kini beredar luas di media sosial.
Video berdurasi singkat yang merekam detik-detik kejadian tersebut pun viral di berbagai platform media sosial, memicu perdebatan sengit di kalangan warganet.
Banyak yang menilai tindakan sang camat tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin, terlebih dalam forum resmi bersama masyarakat.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan pihak Kecamatan Sekar belum memberikan keterangan resmi terkait insiden yang mencoreng wajah pemerintahan di tingkat kecamatan tersebut.
Menanggapi peristiwa ini, aktivis muda Bojonegoro, Bambang, turut angkat bicara. Ia menilai tindakan emosional pejabat publik seperti itu tidak dapat dibenarkan.
“Sebagai pejabat, Camat Sekar seharusnya bisa menahan diri. Pemerintah daerah harus segera memanggil yang bersangkutan untuk klarifikasi dan meminta penjelasan atas sikapnya yang tidak profesional,” tegasnya.
Bambang juga mengingatkan bahwa pejabat publik harus menunjukkan keteladanan, etika, dan kesabaran dalam melayani masyarakat, bukan justru memancing amarah dengan tindakan yang tidak pantas.
Insiden ini menjadi pelajaran penting bagi para aparatur pemerintah agar selalu menjaga wibawa jabatan dan menghormati aspirasi warga.
Masyarakat pun berharap agar ada langkah tegas dari Pemkab Bojonegoro demi menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintahan di tingkat bawah. (aj)

























