BOJONEGORO – Suasana haru dan semarak menyelimuti Alun-Alun Bojonegoro, Senin (20/10/2025). Ribuan peserta dari berbagai unsur masyarakat hadir dalam upacara peringatan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 yang juga dirangkaikan dengan peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.
Tak hanya upacara, momen bersejarah ini juga ditandai dengan pembukaan Museum Rajekwesi serta penyerahan penghargaan kepada masyarakat dan wajib pajak berprestasi, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam membangun Bojonegoro.
Dalam amanatnya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk merefleksikan jati diri dan semangat gotong royong masyarakat Bojonegoro.
“Tema HJB tahun ini ‘Bersinergi untuk Bojonegoro Mandiri’ sejalan dengan semangat Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur, ‘Jatim Tangguh Terus Bertumbuh’. Keduanya mengandung pesan bahwa kemajuan tidak lahir dari kerja individu, tetapi dari sinergi seluruh elemen pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas,” tegas Bupati Wahono.
Bupati juga menyinggung sejarah panjang Bojonegoro yang berakar dari masa kejayaan Majapahit dan Mataram Islam, hingga berdiri sebagai kabupaten pada 20 Oktober 1677.
Nilai-nilai luhur seperti pantang menyerah, berdaulat, dan gotong royong menjadi warisan budaya yang harus terus dijaga.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Bojonegoro kini terus bertransformasi menjadi lumbung pangan dan energi nasional, dengan tantangan besar dalam menekan angka kemiskinan, meningkatkan kualitas SDM, menumbuhkan ekonomi inklusif, serta memperkuat konektivitas antarwilayah.
“Momentum HJB ke-348 harus menjadi titik tolak memperkuat sinergi pembangunan agar setiap kebijakan benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat,” ujar Bupati Wahono.
Usai upacara, Bupati bersama Forkopimda menyerahkan 26 penghargaan kepada masyarakat berprestasi serta penghargaan pajak daerah, di antaranya kategori wajib pajak terbaik, desa teraktif, dan percepatan pelunasan PBB-P2 Tahun 2025 tingkat desa/kelurahan dan kecamatan.
Perayaan HJB ke-348 ini menjadi simbol perjalanan panjang Bojonegoro dari tanah perjuangan menuju kabupaten modern yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing tinggi. (aj)

























