BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya Jawa. Melalui program Edu Camp yang digelar selama dua hari, Sabtu–Minggu (18–19/10/2025), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro mengajak para pemuda untuk belajar langsung tentang seni, budaya, dan kearifan lokal di Objek Wisata Kayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 ini tak hanya menghadirkan suasana edukatif, tetapi juga penuh semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap warisan budaya leluhur.
Di hari pertama, peserta disuguhkan pertunjukan reog dan jaranan dari Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo) yang sukses memukau.
Mereka juga mendapat wawasan tentang sejarah Kayangan Api, api abadi yang menjadi ikon kebanggaan Bojonegoro dan simbol semangat yang tak pernah padam.
Hari kedua, suasana semakin hidup dengan coaching clinic seni reog dan jaranan. Sebanyak 130 pelajar terdiri dari 80 siswa SMA Negeri 1 Dander dan 50 siswa SMP Negeri 1 Ngasem belajar langsung tentang filosofi, gerak tari, hingga musik pengiring reog dan jaranan dari para maestro Pajarebo.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, menjelaskan bahwa Edu Camp ini diadakan bekerja sama dengan Saka Pariwisata Bojonegoro dan menjadi bagian penting dari prosesi pengambilan serta penyemayaman api abadi HJB ke-348.
“Melalui Edu Camp, kami ingin nguri-nguri budaya Jawa. Ini adalah wadah pembinaan bagi generasi muda yang memiliki semangat di bidang seni dan pariwisata,” ujar Welly.
Selain mengenalkan budaya, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan lokal Bojonegoro, sekaligus memperkuat posisi daerah sebagai pusat wisata budaya di Jawa Timur.
Sementara itu, Suraji, Kepala Desa Megale sekaligus pimpinan komunitas Jaranan Abunawas Saputro, mengungkapkan bahwa komunitas Pajarebo kini memiliki hampir 60 grup reog dan jaranan yang tersebar di berbagai kecamatan, dengan 56 grup masih aktif tampil di berbagai acara masyarakat.
“Perkembangan seni jaranan di Bojonegoro luar biasa. Dari anak-anak sampai orang tua semua senang. Jaranan sekarang jadi hiburan yang paling aman dan tetap digemari,” tutur Suraji.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Bojonegoro atas dukungan dan perhatian besar terhadap para pelaku seni dan budaya lokal.
“Terima kasih kepada pemerintah daerah yang selalu peduli pada pegiat seni, khususnya reog dan jaranan. Dukungan ini membuat kami semakin semangat menjaga budaya Bojonegoro,” tambahnya.
Melalui Edu Camp ini, Pemkab Bojonegoro berharap para pemuda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pewaris dan pelanjut tradisi luhur yang membentuk jati diri Bojonegoro daerah yang berbudaya, berdaya, dan membanggakan. (aj)

























