Beranda Daerah Tradisi Ziarah Jadi Awal Perayaan HJB ke-348 Bojonegoro

Tradisi Ziarah Jadi Awal Perayaan HJB ke-348 Bojonegoro

656ae339 4c07 42c6 9d80 866813068718

BOJONEGORO – Langit Bojonegoro tampak teduh berawan siang itu, Jumat (17/10/2025), ketika rombongan kecil bergerak menuju Desa Ngasreh, Kecamatan Dander.

Di tempat inilah rangkaian ziarah leluhur dalam memperingati Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 dimulai.

Tradisi tahunan ini adalah napak tilas spiritual sebuah perjalanan mengenang jasa para pendahulu yang telah membuka dan membangun Bumi Angling Dharma.

Rombongan dipimpin langsung oleh Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, didampingi istri tercinta Cantika Wahono, serta Wakil Bupati Nurul Azizah, bersama jajaran kepala OPD di lingkungan Pemkab Bojonegoro.

Dengan balutan pakaian serba putih, langkah mereka tampak khidmat. Doa-doa dipanjatkan lirih di setiap makam yang disinggahi, menyatu dengan suasana alam yang hening.

Perhentian pertama berada di Makam Haryo Matahun, tokoh penting yang dipercaya sebagai salah satu pembuka wilayah Bojonegoro.

Suasana penuh kekhusyukan menyelimuti area makam, hanya lantunan doa dan hembusan angin yang terdengar.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ziarah ke Makam Adipati Djojonogoro di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, lalu berakhir di Makam Kanjeng Sumantri di Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro.

Tiga titik ziarah ini melambangkan penghormatan atas perjalanan sejarah panjang yang membentuk identitas dan karakter masyarakat Bojonegoro.

Dalam kesempatan itu, Bupati Setyo Wahono menyampaikan bahwa momentum HJB ke-348 ini menjadi pengingat penting bagi seluruh masyarakat untuk meneladani perjuangan para leluhur yang telah meletakkan dasar kemajuan Bojonegoro.

“Sebagai generasi penerus, kita harus mampu meneruskan perjuangan dan semangat para leluhur. Bojonegoro yang kita cintai ini tentu diimpikan menjadi daerah yang sejahtera, dengan terus berkolaborasi dan bersinergi membangun Bojonegoro yang lebih baik lagi,” ungkap Bupati Wahono.

Ia juga menegaskan pentingnya menumbuhkan rasa memiliki terhadap daerah. Untuk itu, Bupati menghimbau seluruh kepala desa agar menggelar tasyakuran serentak bersama warga di tiap-tiap desa.

Tasyakuran ini menjadi momen penuh kebersamaan. Dari pelosok desa hingga pusat kota, warga Bojonegoro berkumpul dalam suasana hangat, menyajikan tumpeng dan doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas keberkahan daerah yang terus maju.

“Harapannya, masyarakat tidak hanya menikmati hasil pembangunan, tetapi juga ikut menjaga dan berkontribusi bagi Bojonegoro,” tutur Bupati menutup rangkaian ziarah.

Dengan semangat kebersamaan dan doa tulus para warga, peringatan HJB ke-348 bukan hanya menjadi perayaan sejarah, tapi juga peneguhan tekad bersama untuk mewujudkan Bojonegoro yang Bahagia, Makmur, dan Membanggakan. (aj)