BLORA — Semangat kemandirian energi nasional menggema di Kampus PEM AKAMIGAS Cepu, Blora, Jawa Tengah. Ratusan peserta dari berbagai daerah penghasil migas dan energi terbarukan berkumpul dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) 2025, Kamis 16 Oktober 2025.
Acara bergengsi ini resmi dibuka oleh Gubernur Jambi sekaligus Ketua Umum ADPMET, Al Haris, dan turut dihadiri oleh Kepala BPSDM Kementerian ESDM, Prabowo Nusyahyo, para bupati anggota ADPMET, serta perwakilan BUMD energi dari seluruh penjuru tanah air. Tahun ini, Rakernas mengusung tema, “Sinergi dan Kolaborasi untuk Ketahanan dan Keberlanjutan Energi Nasional.”
Sebanyak 35 daerah anggota dan 26 BUMD turut berpartisipasi, dengan total peserta mencapai 200 orang, termasuk kalangan akademisi dan mahasiswa yang menjadi bagian dari generasi penerus sektor energi.
Dalam arahannya, Ketua Umum ADPMET Al Haris menegaskan bahwa daerah penghasil migas memiliki tanggung jawab besar dalam menopang ketahanan energi nasional.
“Daerah penghasil migas harus menjadi motor penggerak kemandirian energi nasional. Melalui forum Rakernas ini, kita ingin mempercepat pengelolaan sumber daya energi secara berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung implementasi Keputusan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025, yang memperkuat kewenangan daerah dalam mengelola sumber energi rakyat dan mempercepat peningkatan lifting migas nasional.
“Kami mendorong agar pengelolaan participating interest 10 persen bagi daerah bisa segera direalisasikan. Ini adalah hak daerah yang harus benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Rakernas ADPMET 2025 tak hanya membahas peningkatan produksi migas, tetapi juga menjadi forum penting untuk memperkuat arah transisi energi menuju energi terbarukan (EBT).
“Sinergi antardaerah harus terus dibangun untuk menemukan potensi baru, meningkatkan pendapatan asli daerah, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” tambah Al Haris.
Sebagai tuan rumah, Bupati Blora Arief Rohman menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan Rakernas ini.
“Kami berharap forum ini melahirkan rekomendasi konkret untuk memperkuat tata kelola energi di daerah serta mempererat kolaborasi antardaerah penghasil migas dan energi terbarukan,” ungkapnya.
Peserta Rakernas juga dijadwalkan melakukan kunjungan lapangan ke sumur-sumur tua di Cepu dan Ledok, kawasan legendaris yang menjadi contoh nyata pengelolaan energi berbasis kearifan lokal.
Dalam kesempatan itu, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan komitmennya memperjuangkan peran strategis daerah dalam pengelolaan energi nasional.
“Bojonegoro siap menjadi bagian dari penggerak utama kemandirian energi nasional. Kami akan terus memperkuat kolaborasi antar daerah dan memastikan hasil pengelolaan energi benar-benar kembali untuk kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Rakernas ADPMET 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam membangun kekuatan bersama daerah penghasil migas dan energi terbarukan.
Dengan semangat kolaborasi dan kemandirian, energi Indonesia bukan hanya menjadi sumber daya alam, tetapi juga sumber kemakmuran rakyat. (Pro/aj)

























