Beranda Infotaiment Langkah Kecil dari Bojonegoro, Gema Besar di Jawa Timur: Kisah Guru Inovatif...

Langkah Kecil dari Bojonegoro, Gema Besar di Jawa Timur: Kisah Guru Inovatif Nurul Afifah

D9838bf8 36e9 4e0b 8fd5 397fcca285e1

BOJONEGORO – Inovasi dan semangat belajar tak pernah mengenal batas, termasuk bagi seorang guru madrasah. Hal ini dibuktikan oleh Nurul Afifah, pendidik inspiratif dari MI Najil Ummah Kenep, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, yang sukses meraih penghargaan Guru Inovatif se-Jawa Timur 2025.

Raihan prestisius ini diberikan oleh LP Ma’arif Jawa Timur atas terobosannya dalam menciptakan model pembelajaran digital yang interaktif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa madrasah.

“Alhamdulillah, rasanya luar biasa. Tidak pernah menyangka bisa sampai di titik ini,” ujar Nurul penuh syukur saat dikonfirmasi pada Rabu (15/10/2025).

Baginya, penghargaan tersebut bukan semata tentang juara, melainkan pengakuan atas semangat guru madrasah untuk terus berinovasi.

Sebagai pengajar mata pelajaran umum di kelas VI dan matematika di kelas V, Nurul memadukan kreativitas dan teknologi dalam proses belajar.

Ia memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) untuk membantu siswa menggali ide, Canva untuk mengasah desain dan imajinasi, serta berbagai platform edukatif seperti Wordwall, Crossword Labs, dan Edugame Duck Race.

“Dengan cara ini, siswa bukan hanya belajar materi, tapi juga belajar menciptakan sesuatu dari pengetahuannya,” jelasnya.

Tak hanya berhenti di ruang kelas, Nurul juga aktif berbagi inspirasi. Lewat akun TikTok pribadinya, ia rutin mengunggah tutorial pembuatan media pembelajaran interaktif, agar rekan-rekan guru lain bisa ikut berinovasi.

“Berbagi itu bagian dari belajar juga. Saya ingin semangat ini menular,” ujarnya.

Namun perjalanan menuju inovasi tidak selalu mudah. Nurul mengakui, tantangan terbesarnya adalah mengubah pola pikir siswa agar berani berpikir kritis dan terbuka pada ide baru.

“Kuncinya konsistensi. Inovasi bisa berhenti kalau kita tidak sabar. Maka saya selalu berusaha menjaganya lewat pendekatan yang menyenangkan dan kolaboratif,” tutur Nurul.

Hasilnya pun nyata. Siswa kini lebih antusias, aktif berdiskusi, dan berani mengemukakan pendapat. Prestasi akademik meningkat, dan suasana kelas menjadi lebih hidup.

“Yang paling saya syukuri, mereka jadi menikmati proses belajar, bukan sekadar menunggu nilai akhir,” tambahnya.

Nurul juga berterima kasih kepada pimpinan madrasah dan rekan guru yang selalu memberikan ruang bereksperimen.

“Kami di MI Najil Ummah seperti tumbuh bersama. Saling dukung, saling belajar,” katanya.

Menurutnya, inovasi tidak selalu berarti teknologi canggih, tapi keberanian untuk mencoba hal baru dan membuat pembelajaran lebih bermakna.

“Guru harus siap beradaptasi dengan zaman, tapi jangan lupa nilai keikhlasan dalam mengajar,” pesannya penuh makna.

Dengan semangat yang menular, Nurul mengajak para guru di Jawa Timur, khususnya Bojonegoro, untuk terus berani berinovasi.

“Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil di ruang kelas. Dari ruang kecil itu, insyaallah kita bisa melahirkan ribuan cara untuk bermakna,” pungkasnya. (aj)