LAMONGAN – Semangat literasi dan dunia jurnalistik kini mulai tumbuh di kalangan pelajar. Hal ini terlihat dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) di SMA Persatuan Kedungpring, Jumat (3/10/2025), yang menghadirkan Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) DPC Lamongan sebagai pemateri utama.
Dengan mengusung tema “Meningkatkan Kualitas Penulisan Berita”, pelatihan ini menjadi wadah pembelajaran berharga bagi lebih dari 40 siswa yang tergabung dalam OSIS dan peserta terpilih. Mereka belajar langsung teknik menulis berita yang baik, cara menggali fakta di lapangan, hingga memahami nilai-nilai etika jurnalistik.
Dalam sesi pelatihan, Ketua PJI Lamongan Ir. Handoyo, bersama Koordinator Humas PJI Himawan AS dan Erna Rahayu, berbagi ilmu seputar dasar-dasar jurnalistik.
Mulai dari teknik menulis berita sesuai kaidah 5W+1H, cara menyusun naskah berbasis fakta, hingga mengasah kepekaan terhadap peristiwa di sekitar.
“Menulis berita bukan sekadar merangkai kata, tapi juga tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran kepada publik. Jurnalis harus peka, jujur, dan taat pada kode etik,” tegas Handoyo yang akrab disapa bung Hand.
Ia menambahkan, kemampuan menulis berita yang baik dapat melatih cara berpikir kritis dan sistematis bekal penting di era informasi saat ini.
Sementara, Kepala SMA Persatuan Kedungpring, Fajar Budy Asmoro, S.Pd., menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim PJI Lamongan atas kesediaannya memberikan edukasi jurnalistik kepada para siswa.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal lahirnya media sekolah yang dikelola oleh siswa sendiri,” ujar Fajar.
Menurutnya, pelatihan semacam ini sangat penting untuk menumbuhkan budaya literasi, berpikir kritis, dan semangat kepemimpinan di kalangan pelajar.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Banyak siswa yang penasaran dengan proses peliputan, cara mencari narasumber, hingga bagaimana menulis berita yang layak tayang di media massa.
PJI Lamongan berharap kegiatan ini menjadi langkah awal munculnya generasi muda yang kritis, beretika, dan cinta kebenaran informasi.
Dengan pelatihan seperti ini, siswa diharapkan tak hanya memahami dunia jurnalistik, tetapi juga menjadi bagian dari upaya melawan hoaks dan membangun budaya literasi di lingkungan sekolah. (Hn)