Beranda Daerah Keracunan Massal di Kedungadem Bojonegoro, Dapur SPPG Dipaksa Berhenti

Keracunan Massal di Kedungadem Bojonegoro, Dapur SPPG Dipaksa Berhenti

Cea607b4 6e86 42b0 8d93 9e6ae83c3196

BOJONEGORO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang untuk menunjang gizi siswa justru berbuah petaka di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.

Puluhan pelajar dari SMAN 1 Kedungadem, SDN Tumbrasanom, dan MTs Plus Nabawi harus dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah mengalami gejala mual, muntah, hingga diare hebat, Kamis (2/10/2025).

Para siswa tersebut tidak hanya ditangani di Puskesmas Kedungadem, tetapi sebagian lainnya juga terpaksa mendapat perawatan di Puskesmas Kesongo hingga Klinik Rawat Inap Utama Muhammadiyah Kedungadem.

Situasi ini membuat panik wali murid sekaligus memunculkan pertanyaan besar: seberapa aman sebenarnya distribusi MBG di sekolah-sekolah?

Dari informasi yang dihimpun, seluruh siswa yang sakit sebelumnya diketahui menyantap menu MBG yang didistribusikan melalui dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sidorejo dan Drokilo.

Indikasi keracunan pun kian menguat setelah hampir semua korban mengeluhkan gejala yang sama dalam waktu berdekatan.

Sejumlah orang tua murid bahkan menilai distribusi makanan terkesan asal-asalan tanpa standar ketat higienitas dapur.

“Kalau program ini niatnya baik, harusnya dijaga kualitas makanannya, bukan malah bikin anak-anak sakit massal,” keluh Suntari seorang wali murid.

Menanggapi insiden ini, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro langsung mengambil langkah cepat dengan memberi sanksi penghentian sementara dapur SPPG Sidorejo dan Drokilo.

Dalam sebuah pesan resmi yang tersebar melalui grup WhatsApp, Irgi Kepala SPPG Sidorejo menulis:

Assalamualaikum wr wb Kepada Yth.

Bapak/Ibu Kepala Sekolah serta Perwakilan Sekolah

Penerima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis di

SPPG Sidorejo Kedungadem

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan bahwa mulai besok Program Makan Bergizi Gratis SPPG Sidorejo Kedungadem untuk sementara belum dapat mendistribusikan manfaat, sampai hasil laboratorium keluar.

Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila hal ini menimbulkan ketidaknyamanan. Atas pengertian, dukungan, dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

wassalamu’alaikum wr wb

Pesan tersebut ditutup dengan permintaan maaf dan himbauan agar pihak sekolah bersabar menunggu hasil investigasi lebih lanjut.

Sementara, Misbah, Kepala SPPG Drokilo yang turut bertanggung jawab atas distribusi MBG, juga mengeluarkan pernyataan resmi:

Assalamualaikum Wr. Wb. Yang terhormat perwakilan Kodim, Polres, Persagi, Puskesmas dan Penanggung Jawab MBG sekolah. Saya selaku Ka. SPPG Drokilo, kecamatan Kedungadem, memohon maaf sebesar-besarnya atas Kejadian Menonjol Terkait Konsumsi MBG yang terjadi di sekolah SDN Tumbrasanom dan MTS Nabawi Kedungadem. Akan kami evaluasi secara menyeluruh terkait proses persiapan hingga proses pendistribusian MBG. Dan mulai besok、Jumat, 03 0ktober 2025 Dapur SPPG Kedungadem Drokilo untuk sementara waktu akan Berbenah Diri Menjadi Lebih Baik dan Tidak Mengirim MBG ke Sekolah yang masuk lingkup geospasial SPPG Kedungadem Drokilo sampai ada informasi lebih lanjut dari BGN langsung. Terimakasih Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ia menegaskan dapur SPPG Drokilo untuk sementara akan berhenti mengirim MBG ke sekolah-sekolah hingga ada keputusan lebih lanjut dari pihak berwenang.

Ironisnya, program MBG yang diluncurkan dengan tujuan mulia meningkatkan gizi siswa justru menimbulkan petaka berupa keracunan massal.

Kini masyarakat menanti hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti. Namun insiden ini jelas menjadi alarm keras bagi Pemkab Bojonegoro agar lebih ketat dalam mengawasi standar dapur penyedia MBG.

Tanpa pengawasan yang serius, program gizi gratis justru berpotensi menjadi bumerang bagi kesehatan anak-anak sekolah. (aj)