LAMONGAN – Suasana gembira di SDN Kedukbembem, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, mendadak berubah menjadi kepanikan, Jumat pagi (3/10/2025).
Empat siswa tiba-tiba mengeluh mual, pusing, hingga muntah tepat sebelum mereka menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru saja dibagikan pihak sekolah.
Guru dan staf sekolah pun segera bertindak cepat. Tanpa menunggu lama, keempat anak itu langsung dilarikan ke Puskesmas Mantup untuk mendapatkan perawatan medis.
Namun, dalam waktu singkat, isu keracunan merebak di kalangan warga dan orang tua murid.
Kabar tersebut segera diluruskan oleh pihak medis.
Dokter Mita, yang menangani para siswa, menegaskan bahwa tidak ada indikasi keracunan makanan dalam kasus tersebut.
“Gejala muncul bahkan sebelum makanan disentuh, apalagi dimakan. Jadi ini jelas bukan keracunan,” terang dr. Mita saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, tidak ditemukan gejala demam, diare, atau tanda khas keracunan.
Sebaliknya, kondisi tersebut diduga kuat disebabkan oleh reaksi psikologis anak-anak terhadap makanan yang disajikan.
“Mereka sudah menunjukkan rasa tidak nyaman sejak kotak makan dibuka. Bisa jadi karena aroma atau tampilan makanannya terasa asing di lidah mereka. Sekitar 75 persen kasus seperti ini disebabkan rasa enggan atau jijik, bukan karena makanan tercemar,” jelasnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri merupakan salah satu program unggulan pemerintah untuk memperbaiki asupan gizi anak sekolah.
Namun, insiden ini menjadi pengingat penting bahwa pemenuhan gizi tak hanya soal nutrisi, tapi juga soal selera dan penerimaan anak terhadap makanan.
Beberapa daerah lain, seperti Kabupaten Gresik, bahkan telah membentuk Satgas Khusus MBG untuk memastikan distribusi, kualitas, hingga penyusunan menu yang lebih disukai anak-anak.
Meski empat siswa tersebut kini telah dipastikan dalam kondisi baik, kejadian di Lamongan ini menjadi pelajaran berharga bagi pelaksana program MBG di seluruh Indonesia.
Bahwa sebelum menyuapi anak dengan gizi, juga perlu menyuapi mereka dengan pemahaman dan pendekatan yang lembut. (Bup)