Beranda Infotaiment Makan Bergizi Gratis Berujung Bencana, Enam Siswa SMK Tuban Jadi Korban

Makan Bergizi Gratis Berujung Bencana, Enam Siswa SMK Tuban Jadi Korban

F6c2c6d9 be2d 4868 84c1 137cdef5311e

TUBAN – Kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Jawa Timur. Kali ini insiden terjadi di SMK Negeri Palang, Kabupaten Tuban, pada Rabu (24/9/2025).

Sebanyak enam siswa harus dilarikan ke RSUD dr. R. Koesma Tuban usai mengalami gejala mual hebat hingga sesak napas setelah menyantap menu MBG yang dibagikan di sekolah.

Salah satu orang tua siswa, JH, warga Desa Wangun, Kecamatan Palang, mengaku sangat panik ketika mendapat kabar bahwa anaknya dibawa ke rumah sakit karena diduga keracunan makanan.

“Kondisinya anak saya masih lemas, sama ada sesak napas,” ujar Juharti dengan nada cemas saat ditemui di rumah sakit.

JH menceritakan, anaknya yang berinisial SK, kelas X SMKN Palang, awalnya ikut menikmati jatah makan bergizi gratis yang disediakan sekolah. Menu hari itu berupa nasi goreng dengan lauk telur ceplok, irisan timun, serta tambahan buah anggur. Tak lama setelah dikonsumsi, SKN mengeluh mual, pusing, lalu mengalami sesak napas hingga akhirnya harus segera mendapatkan perawatan medis.

Kasus ini tidak hanya menimpa SK. Total ada enam siswa lain yang juga menunjukkan gejala serupa. Seluruhnya menjalani perawatan intensif di RSUD dr. R. Koesma Tuban. Tim medis masih melakukan observasi untuk memastikan kondisi mereka benar-benar stabil.

Fenomena keracunan akibat program MBG bukan kali ini saja terjadi di Jawa Timur. Dalam beberapa bulan terakhir, laporan kasus serupa muncul di sejumlah sekolah, seperti di Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro, menimbulkan pertanyaan besar soal kualitas bahan pangan, proses distribusi, serta pengawasan standar kebersihan makanan.

Masyarakat mulai resah dan khawatir, karena program yang sejatinya bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak bangsa justru berulang kali berujung pada insiden yang membahayakan kesehatan siswa.

Sementara itu, keluarga korban berharap pemerintah segera meningkatkan pengawasan kualitas MBG, agar insiden serupa tidak terus berulang dan membahayakan siswa di kemudian hari. (aj)