BOJONEGORO – Minggu pagi di Alun-alun Bojonegoro selalu jadi magnet warga. Riuh langkah para jogger, kayuhan sepeda, hingga musik senam massal berpadu dengan hiruk pikuk pedagang kuliner.
Namun, di balik semarak Car Free Day (CFD), ada satu sudut yang mencuri perhatian, sebuah mobil putih bertuliskan Perpustakaan Keliling.
Mobil itu seakan menjadi oasis literasi di tengah ramainya CFD. Pintu terbuka lebar, rak-rak penuh buku cerita berwarna-warni tersusun rapi, langsung diserbu anak-anak.
Tawa riang dan mata berbinar mereka jadi bukti, membaca bisa sama serunya dengan berlari atau bermain.
Ita, warga Sumbang Timur, datang bersama ketiga buah hatinya, Hana, Marsha, dan Saga. Begitu melihat mobil perpustakaan, ketiganya langsung berebut memilih buku. Ita pun tersenyum bangga mendampingi.
“Kalau di sekolah lebih banyak baca pelajaran. Di sini mereka bisa menikmati cerita imajinatif penuh warna. Anak-anak jadi betah membaca, bukan hanya main HP,” ucap Ita, Minggu (14/9/2025).
Tak jauh dari Ita, Andy, warga Desa Pacul, juga menemani anak kembarnya Hanif dan Hanifah. Keduanya asyik membuka buku sambil berbisik kecil. Andy mengaku, anak-anaknya sudah “ketagihan” perpustakaan keliling.
“Sekali diajak, besoknya sudah minta lagi. Bahkan kalau lewat depan perpustakaan daerah, mereka langsung heboh minta masuk,” katanya sambil tertawa.
Menurut Andy, perpustakaan keliling bukan cuma soal membaca. Kadang ada kegiatan tambahan seperti mewarnai, bercerita, atau permainan edukatif.
“Ini bukan cuma tentang buku, tapi tentang kenangan. Anak-anak merasa didampingi dan dihargai, itu yang paling penting,” jelasnya.
Menjelang siang, suasana makin ramai. Anak-anak duduk melingkar, ada yang membaca sendiri, ada pula yang mendengarkan orang tua membacakan dengan penuh ekspresi. Dari situ lahir tawa, pelukan, hingga tatapan bangga yang hangat.
Car Free Day di Bojonegoro kini punya wajah baru. Tidak hanya soal olahraga atau kuliner, tapi juga gerakan literasi yang membangun kebersamaan keluarga.
Mobil perpustakaan keliling menghadirkan ruang sederhana namun sarat makna, tempat anak-anak jatuh cinta pada buku, dan orang tua bisa menanamkan kebiasaan membaca sejak dini.
Minggu pagi di Bojonegoro akhirnya bukan hanya tentang riuhnya langkah kaki atau aroma jajanan hangat, tapi juga tentang cerita-cerita yang lahir dari buku.
Sebuah cerita tentang literasi, keluarga, dan harapan akan masa depan generasi yang tumbuh dengan kecintaan membaca. (aj)