Beranda Daerah Pemuda Bojonegoro Torehkan Prestasi Nasional Lewat Komunitas Alamsantri

Pemuda Bojonegoro Torehkan Prestasi Nasional Lewat Komunitas Alamsantri

E5645135 f801 4a6d 8e18 115e614fc4bc

BOJONEGORO – Tinggal di desa bukan berarti kreativitas terhenti. Justru dari desa sering lahir ide-ide besar yang mampu memberi manfaat luas.

Itulah yang dibuktikan oleh Tadzkhirotul A’la (28), pemuda asal Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, yang berhasil melahirkan komunitas Alamsantri.

Berawal dari sebuah gubug sederhana tempat petani beristirahat sepulang dari sawah, lahirlah obrolan-obrolan ringan yang kemudian berkembang menjadi gagasan produktif.

Dari lingkar diskusi itu, A’la bersama warga menggagas Alamsantri sebagai ruang kolaborasi sosial masyarakat. Tidak hanya petani, komunitas ini juga merangkul ibu rumah tangga, anak-anak, hingga pemuda desa.

Kerja kerasnya tidak sia-sia. Atas inisiatif membangun gerakan sosial ini, A’la berhasil menyabet predikat Pemuda Pelopor Desa Tingkat Nasional 2025 dengan meraih Juara 3 kategori Sosial Kemasyarakatan.

Menurut A’la, Alamsantri lahir pada 2022 dengan pendekatan sederhana, jagongan di gubug dan warung kopi. Dari sana, masyarakat melakukan eksperimen bersama, mulai dari pertanian, peternakan, hingga inovasi UMKM.

“Tujuan kami sederhana, menjadikan Alamsantri wadah sosial yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dari pertanian, peternakan, edukasi, hingga aktivitas yang bisa memberi nilai ekonomi,” jelasnya.

Kini, Alamsantri berkembang pesat. Selain menjadi ruang diskusi dan eksperimen, komunitas ini juga menghadirkan outbound bertema petani untuk anak-anak, melatih kekompakan sambil belajar mencintai alam.

Ada pula program literasi desa yang mengajak anak-anak bermain tanpa gawai, kembali dekat dengan lingkungan sekitar.

Tak berhenti di bidang pertanian, Alamsantri juga mendukung lahirnya produk UMKM desa, seperti teh peppermint dari lahan eksperimen, budidaya tanaman buah dalam pot, hingga produk kreatif lain.

Semua kegiatan dirancang agar bermanfaat secara sosial sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga.

“Anak-anak punya ruang bermain alami, orang tua bisa berkolaborasi, petani bisa bereksperimen. Inilah bentuk nyata gotong royong desa yang hidup kembali lewat Alamsantri,” tambah A’la.

Kehadiran Alamsantri membawa angin segar bagi Desa Ngraseh. Budaya gotong royong kembali semarak, kolaborasi antargenerasi semakin erat, dan semangat saling membantu tumbuh kuat di tengah masyarakat.

Apa yang dirintis A’la membuktikan bahwa desa bukan tempat yang tertinggal, melainkan lahan subur bagi lahirnya gagasan kreatif yang mampu memberi dampak sosial, ekonomi, sekaligus edukatif. (aj)