Beranda Daerah Begini Cara Wabup Nurul Rangkul Komunitas Ojol di Bojonegoro

Begini Cara Wabup Nurul Rangkul Komunitas Ojol di Bojonegoro

3b5bbde3 020d 48c5 bf1b dabaa66957c7

BOJONEGORO – Basecamp komunitas Ojol Bojonegoro Bersatu, pada Sabtu malam (30/8/2025), berubah menjadi momen penuh kehangatan dan harapan baru.

Pasalnya, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, mendatangi ratusan driver ojek online yang baru saja menggelar aksi damai dengan doa bersama di depan kantor DPRD Bojonegoro.

Awalnya, kedatangan rombongan yang juga membawa beberapa anggota DPRD membuat suasana agak tegang. Beberapa driver terlihat berbisik dengan wajah kurang setuju.

Namun, ketegangan itu seketika mencair ketika sosok yang akrab dijuluki “Srikandi Bojonegoro” ini hadir dengan senyum ramah dan sapaan lembut.

“Silakan panjenengan semua sampaikan, apa yang menjadi keluh kesah. Saya di sini untuk mendengarkan,” ucap Wabup Nurul Azizah membuka dialog.

Ketua Komunitas Ojol Bojonegoro Bersatu, Suwito, langsung menyampaikan dua aspirasi penting.

Pertama, ia berharap Pemkab Bojonegoro bisa mendorong para ASN untuk menggunakan jasa ojek online dalam aktivitas sehari-hari.

Menurutnya, kebijakan itu akan menjadi dorongan besar bagi kesejahteraan driver ojol.

“Kami berharap ASN di Bojonegoro bisa diarahkan pakai ojol. Itu sangat membantu kami,” ucap Suwito.

Kedua, ia menyinggung soal legalitas komunitas ojol yang hingga kini belum terbentuk secara resmi. Padahal, legalitas itu penting agar mereka bisa mengakses program pembinaan dan dukungan dari Kesbangpol.

Mendengar aspirasi itu, Nurul Azizah tidak sekedar mengangguk, melainkan langsung memberi jawaban konkret.

“Insyaallah besok kita buat surat edaran agar ASN menggunakan jasa ojek online,” tegasnya yang langsung disambut sorak semangat para driver.

Tak berhenti di situ, ia juga langsung menelpon Kepala Kesbangpol Bojonegoro, Mahmuddin, untuk menindaklanjuti legalitas komunitas ojol.

Tak lama kemudian, Mahmuddin datang ke lokasi pertemuan dan meminta Suwito menyiapkan dokumen agar proses legalitas segera diproses.

Dialog semakin hidup ketika salah seorang driver menyampaikan keluhan lain, seperti biaya parkir di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo yang dirasa membebani mereka.

Tanpa menunda, Nurul Azizah kembali bertindak cepat dengan menghubungi Direktur RSUD Bojonegoro, Ani Pujiningrum.

Hasilnya, pihak rumah sakit menyetujui bahwa driver ojol dibebaskan biaya parkir selama 15 menit pertama.

“Kalau lebih dari itu, tetap ada biaya karena pengelola parkir bukan rumah sakit, tapi pihak swasta,” jelas Ani lewat telepon.

Pertemuan yang semula kaku akhirnya berubah menjadi suasana penuh tawa kecil, rasa lega, dan optimisme baru. Para driver ojol merasa aspirasinya benar-benar didengar dan ditindaklanjuti secara nyata oleh pemerintah daerah.

Malam itu, di tengah kerumunan jaket hijau dan biru, terlihat jelas bahwa komunikasi yang hangat antara pemimpin daerah dan warganya bisa menjadi jembatan solusi yang nyata.

Wabup Nurul Azizah tidak hanya hadir sebagai pejabat, tapi juga sebagai pendengar sekaligus pengambil keputusan cepat.

Pertemuan ini bukan hanya meninggalkan cerita, tapi juga bukti bahwa jika pemerintah mau turun langsung ke masyarakat, keresahan bisa diubah menjadi peluang dan harapan baru. (aj)