SURABAYA – Dibalik senyumnya yang kini tampak menenangkan, Sherly Chebing menyimpan perjalanan hidup penuh luka. Selama bertahun-tahun, ia bersama kedua anaknya hidup dalam tekanan kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh suami, yang menurutnya mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Pukulan demi pukulan bukan hanya terasa di tubuh, tapi juga di hati dan pikirannya. Harga diri dan semangatnya perlahan terkikis. Namun, dari titik terendah itu, Sherly bangkit.
Ia kini berdiri tegak sebagai simbol keberanian menjadi suara lantang untuk perempuan lain yang masih terjebak dalam lingkaran kekerasan.
“Sering kali korban seperti saya merasa malu, takut, bahkan menyalahkan diri sendiri. Padahal luka itu nyata, meski sering disembunyikan,” ungkap Sherly, Senin (18/8/2025).
Keputusan meninggalkan rumah tangga beracun adalah langkah besar yang menyelamatkan hidupnya. Namun, perjalanan penyembuhan tak berhenti di situ. Sherly menemukan kembali hidupnya lewat dansa, hobi lama yang kini menjadi terapi jiwa.
Bagi Sherly, setiap alunan musik dan gerakan tubuh bukan sekadar tarian, melainkan proses membebaskan diri dari trauma. Dari panggung ke panggung ia berdansa, membuktikan bahwa dirinya bukan lagi korban, melainkan pejuang yang berhasil merebut kembali kebahagiaan.
Kini, hidup Sherly dipenuhi energi positif. Ia bukan hanya pebisnis menjadi agen resmi produk kesehatan HALEVIT untuk Surabaya tetapi juga terjun ke dunia politik bersama Partai Perindo.
Lewat jalur politik, ia berharap bisa memperjuangkan perlindungan perempuan dan anak secara lebih luas. Suaranya semakin terdengar ketika ia diundang berbicara dalam podcast Way Out MNC Channel.
Di sana, Sherly membuka luka lamanya demi mengirim pesan penting. “Kita semua berhak bahagia,” ungkapnya.
Sherly Chebing kini menjelma menjadi sosok inspiratif. Dari seorang ibu yang dulu terkurung dalam trauma, ia bangkit menjadi penari, pebisnis, politisi, sekaligus aktivis yang berani.
Kisahnya mengajarkan bahwa luka bisa diubah menjadi kekuatan, dan kegelapan bisa melahirkan cahaya harapan.
Dia bukan hanya menyelamatkan dirinya sendiri, tapi juga menjadi mercusuar bagi ribuan perempuan lain yang masih terperangkap dalam lingkaran kekerasan. (Red)