Beranda Daerah Pemuda Pelopor Asal Bojonegoro Jadi Teladan Nasional di Bidang Pertanian

Pemuda Pelopor Asal Bojonegoro Jadi Teladan Nasional di Bidang Pertanian

101a1c65 0e62 49a6 95eb 93f61bd8da17

BOJONEGORO – Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia menjadi momen istimewa bagi Kabupaten Bojonegoro. Pasalnya, salah satu putra daerah, Fatkul Ilma, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan bergengsi dari Menteri Pertanian RI.

Pemuda yang dikenal sebagai Founder Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Djoyo Tani itu berhasil membawa lembaga yang ia dirikan di Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, menjadi P4S Berprestasi Kategori Teladan 2025.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung pada momen upacara HUT RI di Kementerian Pertanian, Jakarta, Minggu (17/8/2025).

Penghargaan ini ditetapkan melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor 703/Kpts./KP.590/M/08/2025 tentang Pemberian Penghargaan Menteri Pertanian Memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Bukan kali ini saja nama Fatkul Ilma bersinar. Pada 2022, ia dinobatkan sebagai Juara 2 Pemuda Pelopor Nasional, setelah sebelumnya meraih Juara 1 Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi Jawa Timur di bidang inovasi teknologi.

Konsistensinya dalam mengembangkan dunia pertanian membuatnya dijuluki sebagai sosok inspiratif yang mampu membuktikan bahwa “Sekali Pelopor, Tetap Pelopor.”

Di bawah kepemimpinannya, P4S Djoyo Tani menghadirkan berbagai inovasi, mulai dari greenhouse modern, pemanfaatan teknologi pertanian digital, hingga sistem pelatihan berbasis riset.

Tempat ini kini menjadi pusat belajar pertanian bagi masyarakat, sekaligus mencetak petani muda handal, modern, dan berdaya saing.

Fatkul Ilma menegaskan bahwa rencana jangka panjang P4S adalah menjadikan Djoyo Tani sebagai pusat riset pertanian yang bisa berkontribusi pada sektor ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga keilmuan.

“Target utama kami adalah mencetak petani muda yang tangguh. Pertanian modern harus bisa menarik minat generasi muda, karena bertani itu tidak harus kotor dan tidak melulu di sawah. Dengan teknologi, petani bisa tampil keren sekaligus menjanjikan,” ungkapnya.

Selain fokus pada inovasi, Ilma juga terus menyuarakan semangat agar anak muda tidak malu menjadi petani. Menurutnya, generasi penerus petani ada di tangan kaum muda, sehingga perhatian pemerintah terhadap mereka sangat menentukan keberlangsungan sektor pertanian.

“Naikkan derajat petani dengan memberikan fasilitas, wadah, dan ruang berekspresi. Jadikan profesi petani sebagai pilihan utama, bukan sekadar alternatif. Semoga ke depan kami bisa terlibat langsung dalam diskusi pembangunan pertanian Bojonegoro,” tegasnya.

Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa anak muda Bojonegoro mampu bersaing di level nasional dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.

Dedikasi Fatkul Ilma dan P4S Djoyo Tani bukan hanya mengharumkan nama daerah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia bahwa bertani itu masa depan. (aj)