Beranda Daerah Ini Cara Unik Bojonegoro Usir Tikus di Sawah

Ini Cara Unik Bojonegoro Usir Tikus di Sawah

F5aee9bf 0e0f 4367 807d 9ccd2441fe04

BOJONEGORO – Ada pemandangan tak biasa di hamparan sawah Desa Nguken, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Rabu sore (30/7/2025).

Bukan alat berat atau pestisida yang dikerahkan, melainkan 25 ekor burung hantu jenis Tyto Alba yang dilepas langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, untuk mengendalikan serangan hama tikus yang selama ini meresahkan petani.

Pelepasan burung hantu ini menjadi bagian dari program pengendalian hama tikus secara alami dan ramah lingkungan.

Desa Nguken dipilih sebagai lokasi percontohan karena dua tahun terakhir wilayah ini mengalami penurunan hasil panen akibat serangan hama tikus yang cukup masif.

“Kami ingin mengurangi ketergantungan petani terhadap cara-cara ekstrem seperti jebakan listrik yang bisa memakan korban. Lewat burung hantu ini, alam membantu petani,” jelas Imam Fanani, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bojonegoro.

Hama tikus bukan masalah sepele, menurut data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kerugian akibat serangan tikus bisa mencapai 10 hingga 30 persen dari total hasil panen.

Angka yang sangat signifikan, mengingat mayoritas masyarakat Bojonegoro bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama.

Inisiatif pelepasan Tyto Alba di Desa Nguken bukanlah yang pertama. Sebelumnya, program serupa telah dilakukan di Desa Ngradin dan beberapa desa lain di Bojonegoro, dengan hasil yang cukup efektif menekan populasi hama tikus.

Burung hantu dikenal sebagai predator alami tikus. Dalam satu malam, seekor Tyto Alba mampu memangsa beberapa ekor tikus. Tak heran jika kehadirannya dianggap sebagai “pasukan malam” yang sangat ampuh menjaga lahan pertanian.

Bukan hanya melepaskan burung hantu, Pemkab Bojonegoro juga membangun rumah-rumah burung hantu di sekitar areal persawahan, agar hewan nocturnal ini bisa menetap dan berkembang biak.

Dalam sambutannya, Wabup Nurul Azizah menegaskan bahwa sektor pertanian akan mendapat porsi perhatian lebih di tahun 2026. Tak tanggung-tanggung, Pemkab menargetkan produksi padi tembus 800 ribu ton.

“Pertanian adalah tulang punggung ekonomi Bojonegoro. Kami ingin menjadikannya sektor unggulan demi kesejahteraan masyarakat. Desa Nguken menjadi langkah awal untuk itu,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur PT. ADS Bojonegoro sebagai mitra pendukung, Plt Kepala Dinas PKP, Camat Padangan, jajaran Forkopimcam, serta para Kepala Desa se-Kecamatan Padangan. (Prokopim)