Beranda Daerah 604 Mahasiswa Universitas Brawijaya Cetak Sejarah KKN di Bojonegoro

604 Mahasiswa Universitas Brawijaya Cetak Sejarah KKN di Bojonegoro

91dcfd03 c60b 4589 8c92 28e49f61485d

BOJONEGORO – Penutupan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) Malang di Bojonegoro berlangsung meriah dan penuh semangat, Rabu (30/7/2025), di GOR Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo.

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, hadir langsung memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi para mahasiswa yang selama satu bulan terjun langsung ke desa-desa untuk mendukung program unggulan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yaitu Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri).

Sebanyak 604 mahasiswa UB yang tergabung dalam 40 kelompok KKN, telah menebar manfaat di berbagai desa di Bojonegoro sejak 2 Juli 2025.

Mereka tidak hanya belajar dari masyarakat, namun juga menyumbangkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan inovasi nyata bagi pengembangan peternakan rakyat.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. drh. Ir. Muhammad Halim Natsir, MP, IPM, ASEAN Eng, selaku Dekan Fakultas Peternakan UB, mengaku terharu melihat semangat para mahasiswa. Menurutnya, banyak dari mereka merasa sudah menyatu dengan warga desa.

“Beberapa bilang tidak tega meninggalkan Bojonegoro. Bahkan ada yang bilang sudah kecantol bunga desa,” canda Prof. Halim disambut gelak tawa dan tepuk tangan mahasiswa.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas penerimaan hangat dari Pemkab dan warga Bojonegoro. Termasuk atas respon cepat ketika ada mahasiswa yang mengalami kecelakaan, langsung ditangani hingga ke rumah sakit.

Sementara itu, Wabup Nurul Azizah dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya terhadap para mahasiswa dan juga mengapresiasi program Gayatri yang menjadi andalan Pemkab Bojonegoro dalam menekan angka kemiskinan.

“Saat ini masih ada 147.330 jiwa atau 54 ribu kepala keluarga masuk kategori miskin. Maka melalui program Gayatri, budidaya domba, dan lele dalam terpal, kita ingin bantu mereka mendapatkan penghasilan berkelanjutan,” tegas Nurul.

Ia menekankan bahwa kemiskinan tidak bisa diselesaikan hanya dengan bantuan sekali pakai, tetapi harus lewat program yang memberikan skill dan peluang ekonomi jangka panjang.

Wabup Nurul juga menyemangati mahasiswa dengan menyinggung sejumlah tokoh nasional yang berasal dari Bojonegoro, seperti Menko PMK Prof. Pratikno, Menteri LHK Dr. Hanif Faisol Nurofiq, dan Rektor UB Prof. Widodo.

“Lihatlah jejak Pak Pratikno, dari Tambakrejo bisa jadi Menteri. Ini bukti bahwa sukses itu soal proses, bukan sulapan. Harus kerja keras, sabar, dan terus belajar,” pesannya.

Sebagai simbol penghormatan dan kenang-kenangan, Wabup Nurul memberikan udeng dan slendang Obor Sewu kepada perwakilan dekan dan mahasiswa. Obor Sewu menjadi simbol penerang dan semangat membangun Bojonegoro yang lebih baik.

Acara ditutup dengan pemberian piala untuk 11 kelompok mahasiswa terbaik dalam implementasi teknologi tepat guna. (Prokopim)