Beranda Infotaiment Gerhana 2 Agustus 2025: Cuma Hoaks, Ini Jadwal Aslinya

Gerhana 2 Agustus 2025: Cuma Hoaks, Ini Jadwal Aslinya

Img 20250727 wa0005

MEDIA CAHAYA BARU – Media sosial kembali dihebohkan dengan unggahan viral yang menyebut dunia akan mengalami kegelapan total selama enam menit pada 2 Agustus 2025 akibat gerhana Matahari.

Narasi tersebut bahkan menyebut peristiwa ini sangat langka dan tidak akan terjadi lagi selama 100 tahun ke depan.

Unggahan tersebut disertai ilustrasi dramatis dan pernyataan bombastis seperti “Matahari kehilangan sinarnya” dan “Ada yang menutup matahari” hingga membuat warganet geger. Namun benarkah hal itu akan terjadi.

Kabar tersebut langsung dibantah oleh Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Ia menyatakan secara tegas bahwa klaim itu adalah informasi palsu alias hoaks.

“Tidak akan ada gerhana Matahari pada 2 Agustus 2025. Itu hanya sensasi di media sosial,” ujar Thomas.

Ia menambahkan bahwa peristiwa gerhana Matahari total terdekat baru akan terjadi pada 2 Agustus 2027, bukan tahun ini. Jalur totalitasnya pun tidak melintasi Indonesia, melainkan hanya sebagian wilayah di Afrika Utara dan Arab Saudi.

Gerhana Matahari memang bisa menyebabkan kegelapan, namun hanya terjadi pada jalur sempit di permukaan Bumi, bukan membuat “dunia gelap”. Thomas menegaskan bahwa Indonesia tidak akan bisa menyaksikan gerhana total tersebut pada tahun 2027.

Narasi yang menyebut fenomena ini sebagai kejadian langka 100 tahunan juga ditepis oleh Thomas.

“Gerhana Matahari total sebenarnya cukup sering terjadi. Hanya saja jalur lintasannya berbeda-beda tiap kali,” jelasnya

Secara ilmiah, gerhana Matahari total terjadi saat posisi Bulan tepat berada di antara Bumi dan Matahari, menutupi cahaya Matahari dari sebagian kecil wilayah Bumi. Durasi kegelapan pun sangat singkat, biasanya hanya beberapa menit saja.

Fenomena alam seperti gerhana memang menarik, tapi menyebarkan informasi keliru justru bisa menyesatkan.

Warganet dihimbau untuk tidak langsung mempercayai unggahan viral dan selalu mengecek ke sumber yang kredibel seperti BRIN, BMKG, atau lembaga astronomi resmi. (aj)