Beranda Daerah Aisyiyah Usung Perempuan Jadi Garda Depan Ketahanan Pangan Bojonegoro

Aisyiyah Usung Perempuan Jadi Garda Depan Ketahanan Pangan Bojonegoro

5e194e63 81a6 4f38 ae7d 2063d6bc9db0

BOJONEGORO – Suasana penuh semangat dan inspirasi menyelimuti resepsi Milad Aisyiyah ke-108 yang digelar oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Bojonegoro, Minggu (27/7/2025).

Bertempat di tengah semarak peringatan, acara ini tak hanya jadi momentum perayaan usia panjang organisasi perempuan tertua Muhammadiyah itu, tetapi juga menjadi ajang menguatkan tekad para perempuan untuk ambil peran nyata dalam membangun ketahanan pangan dan ekonomi lokal.

Mengusung tema “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan dan Memperkokoh Ketahanan Pangan Mewujudkan Bojonegoro Berkeadilan,” acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua PDA Bojonegoro, Hj. Zuliyatin Lailiyah, S.Pd.

“Di usia 108 tahun, Aisyiyah tetap konsisten berdiri untuk dakwah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Perempuan harus berilmu, berdaya, dan berperan aktif dalam membangun peradaban,” tegasnya.

Tak sekedar seremonial, Milad Aisyiyah tahun ini dijadikan momentum strategis untuk menggelorakan gerakan perempuan dalam memperkuat kedaulatan pangan.

Mulai dari pemanfaatan lahan pekarangan, budaya pangan lokal, hingga gerakan menanam di rumah, menjadi fokus utama Aisyiyah demi ketahanan ekonomi dari akar rumput.

Ketua PDM Bojonegoro, Drs. H. Suwito, M.Si, pun turut memberikan penghormatan. Ia menyoroti kontribusi Aisyiyah yang tak hanya berdakwah, tetapi juga mendirikan lembaga pendidikan dari PAUD hingga SMA/SMK, yang memperkuat dakwah Muhammadiyah di daerah.

Sorotan utama datang dari Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang hadir menyampaikan apresiasi mendalam atas sinergi hebat antara Aisyiyah dan pemerintah daerah.

“Program-program inklusi Aisyiyah seperti Balai Sakinah untuk perempuan korban KDRT, kelompok tani wanita, sekolah lansia, dan PAUD inklusi, sangat luar biasa. Ini langkah konkret mendukung pembangunan manusia di Bojonegoro,” katanya.

Ia juga mengungkap tantangan besar yang masih dihadapi daerah, yakni angka kemiskinan yang mencapai 11,69% atau sekitar 147.330 jiwa, yang harus ditangani dengan kerja kolektif lintas sektor, termasuk organisasi perempuan seperti Aisyiyah.

“Pertumbuhan ekonomi dimulai dari desa. Jika kita kuatkan dari bawah, maka Bojonegoro akan bangkit dan makmur,” tegasnya.

Acara Milad ini juga dihadiri para pejabat lintas lembaga, mulai dari DPRD Provinsi dan Kabupaten hingga sejumlah OPD. Semangat kolaborasi dan gotong royong dalam pembangunan terasa begitu kuat sepanjang acara.

Milad ke-108 Aisyiyah bukan hanya selebrasi usia, tapi juga penegasan bahwa perempuan adalah kekuatan utama dalam mengubah wajah Bojonegoro menjadi lebih berdaya, adil, dan membanggakan. (Prokopim)