BOJONEGORO – Dengan semangat penuh kepedulian, Bunda Cantika Wahono, Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, turun langsung menyapa warga Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Rabu (23/07/2025).
Dalam rangkaian kunjungan kerja TP PKK, ia menyuarakan perang terhadap stunting dan mengajak seluruh lapisan masyarakat bergandengan tangan untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Bojonegoro.
Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, menjadi fokus utama kunjungan ini.
Bunda Cantika mengingatkan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak awal kehidupan, bahkan sejak dalam kandungan, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
“Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, ini soal masa depan generasi. Kita harus bertindak sekarang, bersama-sama!” tegasnya.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia 2024, angka stunting di Bojonegoro saat ini berada di 12%, turun dari 14,1% pada 2023. Meski menurun, Bunda Cantika menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir.
Di tingkat desa, kasus stunting masih ditemukan. Di Kecamatan Ngasem tercatat 58 balita mengalami stunting, sementara di Desa Jelu sendiri terdapat 8 kasus hingga bulan Mei 2025.
“Saya percaya, angka ini bisa ditekan jauh lebih rendah jika kita kompak,” kata Bunda Cantika optimis.
Untuk mendukung misi ini, PKK Bojonegoro memperkuat peran posyandu di setiap desa dan kelurahan sebagai ujung tombak pemantauan tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu.
“Kami dorong kader jadi garda terdepan dalam edukasi pola hidup sehat, gizi seimbang, hingga pentingnya usia ideal menikah,” ujarnya.
Program-program lintas sektor pun digulirkan, dari edukasi gizi, kampanye pola asuh sehat, hingga penguatan keluarga sadar stunting. Semua dirancang untuk mencetak Generasi Emas Bojonegoro bebas stunting. (Prokopim)