LAMONGAN – Suasana tegang menyelimuti Gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Senin (7/7/2025), setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan tertutup di lantai 7 gedung tersebut. Tak ubahnya zona merah, akses ke lokasi dijaga ketat dan penuh misteri.
Sejak pagi, Jalan Basuki Rahmat mendadak berubah mencekam. Lima mobil dinas yang diyakini milik penyidik KPK terlihat terparkir di halaman kantor Pemkab.
Di sisi lain, petugas Satpol PP berjaga di semua akses masuk, memastikan tak ada satu pun orang luar bisa mendekat.
Yang membuat situasi makin mencurigakan, lantai 7 biasanya digunakan hanya untuk rapat pejabat penting langsung ditutup total, bahkan wartawan pun dilarang naik. Langkah ini memantik berbagai spekulasi liar dari masyarakat dan media.
“Saya cuma disuruh siapkan lokasi. Soal apa yang diperiksa, saya tidak tahu,” ujar M. Rois, Kabag Hukum Setda Lamongan, dengan jawaban normatif saat dimintai keterangan.
Menurutnya, ada sekitar 15 petugas KPK yang masuk dalam area pemeriksaan. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan soal siapa saja saksi yang diperiksa ataupun kasus apa yang diusut.
Sikap tertutup Pemkab memperkeruh suasana. Kepala Dinas Kominfo, Sugeng Widodo, justru menolak menjawab pertanyaan wartawan dan hanya berkata, “Ndak apa-apa,” sebelum buru-buru masuk ke mobil dinasnya. Tindakan itu memicu kemarahan jurnalis yang meliput di lokasi.
“Kita butuh transparansi, bukan penghindaran. Ini mencurigakan,” ungkap salah satu awak media online yang berada dilokasi.
Spekulasi publik pun terus bergulir. Ada yang menyebut pemeriksaan ini terkait proyek besar bernilai miliaran rupiah, ada pula yang mengaitkannya dengan dugaan aliran dana mencurigakan.
Satu hal yang pasti, Pemkab Lamongan sedang dalam sorotan tajam. Aroma krisis dan kegentingan terasa pekat.
Pemeriksaan masih berlangsung, dan publik masih menunggu dengan rasa was-was, apa yang sebenarnya tengah terjadi di balik pintu tertutup lantai 7. (Bup)
