BOJONEGORO – Gemuruh semangat kebersamaan menggema di Bojonegoro, Puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XXII tak hanya sekadar seremonial, tapi menjadi perayaan luar biasa yang berpusat di Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Rabu (2/7/2025).
Mengapa Pajeng, karena desa ini bukan cuma jago dalam menjaga nilai luhur bangsa, tapi juga menyabet gelar Juara 2 Lomba BBGRM Tahun 2024 tingkat Provinsi Jawa Timur.
Sebuah bukti nyata bahwa gotong royong di Bojonegoro tak lekang oleh waktu, bahkan makin berkobar.
Acara yang super meriah ini berpadu dengan Hari Kesatuan Gerak PKK (HKG-PKK) ke-53 Kabupaten Bojonegoro. Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, hadir memimpin barisan, membuka acara dengan simbolis penanaman pohon, sebuah pesan tentang pertumbuhan dan keberlanjutan.
Tak hanya itu, senyum kebahagiaan terpancar dari wajah anak-anak yatim yang menerima santunan, disusul dengan gelombang insentif, beasiswa, dan program bantuan pemerintah yang mengalir deras, serta tentu saja, penyerahan piala bagi para pemenang lomba BBGRM XXII yang telah berjuang keras.
Sosok-sosok Hebat di Balik Kemegahan Acara
Kemeriahan ini tak lepas dari kehadiran para tokoh penting. Ada Ketua PKK Kabupaten Bojonegoro Cantika Wahono, jajaran Forkopimda, staf ahli, asisten, kepala OPD, serta para Ibu-ibu PKK tangguh.
Tak ketinggalan, para camat dan kepala desa dari 28 kecamatan turut menyaksikan, bahkan sebagian lewat streaming, menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi seluruh Bojonegoro.
Dalam sambutannya yang penuh inspirasi, Bupati Setyo Wahono dengan lantang menyatakan bahwa gotong royong adalah jantung dari semangat kebersamaan, kepedulian, dan solidaritas.
Ia memuji setinggi langit Desa Pajeng yang telah membuktikan diri sebagai benteng nilai luhur.
Tak cukup di situ, Bupati Wahono juga tak segan-segan memberikan tepuk tangan meriah untuk PKK di momen HKG PKK ke-53 ini.
Menurutnya, para Ibu PKK adalah “kunci” yang membuat para bapak bergerak lebih gesit, berbuat baik, dan berpikir sehat.
Merekalah pilar utama dalam membangun kemandirian dan stabilitas keluarga serta masyarakat.
“Semoga semangat untuk selalu berbenah, memperbaiki lingkungan, menyejahterakan masyarakat secara ekonomi, dan memberi kesehatan yang baik selalu dilakukan bersama!” seru Bupati.
Senada dengan Bupati, Ketua TP-PKK Kabupaten Bojonegoro, Dr. Hj. Cantika Wahono, dengan tegas menyoroti peran keluarga sebagai fondasi karakter bangsa.
“Jika keluarga sehat, sejahtera, dan berdaya, maka bangsa pun ikut kuat dan berdaulat,” ujarnya.
Ia kemudian membeberkan kiprah fenomenal Gerakan PKK yang telah hadir selama lima dekade, menjadi mitra setia pemerintah melalui 10 program pokoknya.
Dari posyandu yang vital, dasa wisma yang merangkul erat, pelatihan ekonomi kreatif yang menggairahkan, hingga penyuluhan gizi keluarga, pernikahan dini, pemanfaatan pekarangan, edukasi stunting, dan kesehatan reproduksi PKK adalah garda terdepan pembangunan.
Cantika menegaskan bahwa momentum ini adalah refleksi bagi PKK untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Peningkatan kapasitas kader, transformasi digital dalam administrasi, dan inovasi pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama PKK ke depan.
“Ini bukan sekadar gerakan, ini adalah revolusi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bojonegoro, Machmuddin, menjelaskan bahwa gotong royong adalah upaya abadi untuk melestarikan kebiasaan mulia di masyarakat, saling terbuka, mendukung, dan membantu.
“Tujuannya meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat berlandaskan semangat kebersamaan dan kekeluargaan,” ungkapnya.
Tema BBGRM tahun ini sungguh menggugah, ‘Melalui Momentum Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Kita Tingkatkan Semangat untuk Mewujudkan Jatim Maju Sejahtera dan Mendunia Menuju Indonesia Emas 2045’.
Pencanangan BBGRM sendiri telah berlangsung sebulan penuh sejak Mei lalu, serentak di 28 kecamatan se-Kabupaten Bojonegoro.
“Desa Pajeng ini meraih juara ke-2 Lomba BBGRM tahun 2024 Provinsi Jawa Timur,” kata Machmuddin penuh bangga.
Ia menyampaikan, kegiatan ini juga disiarkan secara live streaming untuk mengedukasi bahwa di Desa Pajeng ada budaya turun-temurun yang luar biasa, yaitu lumbung kemakmuran dan rumpun kematian.
Sudah puluhan tahun dilakukan, inilah mengapa BBGRM dipusatkan di desa tersebut, tujuannya untuk menggelorakan semangat gotong royong yang konon sudah pudar.
“Kami ingin menunjukkan bahwa di Desa Pajeng, semangat itu tetap hidup dan membudaya. Ini yang ingin kami gelorakan dan bisa ditiru, dipraktikkan di seluruh desa di Kabupaten Bojonegoro,” ucapnya.
Salah satu warga Desa Pajeng, Yani, yang meski bukan asli Bojonegoro (asal Sukabumi tapi menikah dengan warga Gondang), mengaku sangat bangga dengan desanya.
“Warga di sini sangat menjunjung tinggi nilai luhur gotong royong dan semangat kebersamaan,” tuturnya.
Ia bahkan berbagi cerita tentang program cek kesehatan gratis bulanan yang rutin diadakan di Balai Desa Pajeng.
Selain acara inti yang memukau, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh stand pameran produk UMKM Kecamatan Gondang yang memanjakan mata dan lidah, mulai dari makanan, minuman, hasil pertanian, hingga kerajinan tangan.
Plus, ada Cek Kesehatan Gratis untuk masyarakat umum, bukti nyata kepedulian Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang tiada henti. (aj)