BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat melalui cara yang nyata dan menyentuh langsung akar persoalan.
Lewat Program GAYATRI (Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri), ratusan keluarga prasejahtera kini punya harapan baru untuk bangkit secara ekonomi.
Program ini bukan sekadar bagi-bagi bantuan. Pemkab menggandeng Pemdes (Pemerintah Desa) dalam sistem gotong royong yang rapi dan berdampak nyata. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja melatih, sementara desa mengalokasikan dana dari APBDes untuk modal usaha.
Dari Pelatihan ke Produksi Nyata
Yang membuat GAYATRI berbeda adalah warga tak cuma dikasih ilmu, tapi juga langsung dibekali modal usaha berupa:
54 ekor ayam petelur siap bertelur
Kandang layak pakai
Pakan untuk 2 bulan
Vitamin, vaksin, dan obat-obatan
Pelatihan intensif selama 5 hari di Kecamatan Ngraho mengusung tema:
“Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat melalui Budidaya Ayam Petelur dan Pengolahan Hasil Skala Rumah Tangga.”
Para peserta digembleng dengan materi padat dan aplikatif, mulai dari:
Manajemen kandang dan pemeliharaan ayam
Asupan pakan dan nutrisi optimal
Kesehatan ternak dan pencegahan penyakit
Inovasi olahan telur bernilai ekonomi tinggi
Kepala Disperinaker, Amir Syahid, menyatakan bahwa penerima manfaat dipilih berdasarkan Data Mandiri Kemiskinan Daerah (Damisda) agar tepat sasaran.
“Program ini bukan seremonial, tapi pembentukan wirausaha berbasis keluarga,” tegasnya.
Harapan Baru untuk Warga Desa
Salah satu peserta, Ismail Ahmad dari Desa Klempun, menyambut antusias pelatihan ini.
“Sekarang saya paham cara beternak yang benar, dan bisa mulai usaha dari rumah,” katanya.
Hal serupa disampaikan Muslikah dari Desa Sumberarum. “Sebagai ibu rumah tangga, kami ingin tetap produktif dan bantu ekonomi keluarga,” ujarnya.
Ardhi Nugraha, juga memberikan apresiasi tinggi kepada Pemkab atas inisiatif ini. Ia berharap semangat warganya akan tumbuh menjadi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Program GAYATRI sendiri telah diresmikan oleh Bupati Setyo Wahono pada 24 Juni 2025, dan akan menyasar seluruh 28 kecamatan di Bojonegoro.
Dengan pola pelatihan plus bantuan usaha ini, Pemkab optimis mampu mengurangi angka kemiskinan, mencetak pelaku IKM baru, dan membuka peluang kerja di sektor rumah tangga. (aj)