JAYAPURA – Tokoh intelektual muda asal Papua Pegunungan, Charles Kossay, angkat suara lantang menentang aksi kekerasan yang terus terjadi di wilayah pegunungan Papua, khususnya aksi penembakan keji terhadap pekerja bangunan gereja di Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya.
Aksi itu dilakukan oleh kelompok bersenjata TPNPB dan disebut melanggar nilai-nilai kemanusiaan serta hak asasi manusia.
“Mereka yang ditembak adalah warga sipil tak berdosa, guru, perawat, tukang bangunan. Ini tidak bisa ditoleransi! Kekerasan seperti ini hanya menciptakan trauma dan kehancuran sosial,” tegas Kossay, Selasa (24/6/2025).
Menurut Kossay, kekerasan bersenjata yang belakangan marak di wilayah Yahukimo, Intan Jaya, dan Puncak, telah membuat kehidupan masyarakat benar-benar terguncang. Warga takut pergi berkebun, sekolah terganggu, bahkan pelayanan kesehatan pun lumpuh.
Ia menilai tindakan TPNPB bukan hanya menyakiti korban langsung, tetapi juga menghancurkan masa depan generasi Papua.
“Tenaga medis dan guru datang untuk membantu, bukan dijadikan sasaran senjata. Kami tidak bisa terus kehilangan nyawa karena ambisi kelompok tertentu,” tegasnya lagi.
Kossay menyerukan dengan tegas agar TPNPB menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil. Ia menekankan bahwa penegakan hukum harus tetap dilakukan, namun harus mengedepankan pendekatan humanis, agar masyarakat tetap merasa aman dan dilindungi.
Dirinya juga mengajak seluruh elemen Papua, tokoh adat, tokoh agama, pemuda untuk menjadi jembatan perdamaian dan kekuatan pemersatu bangsa.
“Mari kita bersatu menolak kekerasan! Papua harus dibangun dengan damai, bukan darah,” ujarnya.
Charles Kossay juga menghimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi bohong yang beredar di media sosial atau grup pesan singkat. Ia meminta warga untuk selalu menyaring informasi dan menjaga suasana kondusif.
Tak lupa, ia mengajak masyarakat untuk terus mendukung program-program pembangunan dari pusat hingga daerah demi mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera. (Red)