BOJONEGORO – Langkah nyata dilakukan Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, demi menciptakan kota yang lebih sehat, hijau, dan nyaman.
Pada Rabu (28/5/2025), ia bersama Wakil Bupati Nurul Azizah resmi mencanangkan program Hutan Kota dengan menanam pohon pule dan tabebuya di Lapangan Also, Kelurahan Ledok Kulon, tepat di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Tak sekedar seremoni, kegiatan ini menjadi titik awal transformasi ruang terbuka hijau (RTH) di Bojonegoro yang selama ini dinilai masih minim.
Setyo Wahono menegaskan bahwa keberadaan hutan kota akan menjadi warisan hijau untuk generasi mendatang, sekaligus upaya konkrit dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Lingkungan yang sehat menciptakan kehidupan yang bahagia. Inilah komitmen kami untuk menjaga bumi Bojonegoro tetap hijau dan lestari,” tegas Bupati.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro, Luluk Alifah, menyebutkan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup, indeks kualitas lingkungan hidup Bojonegoro saat ini berada di angka 70,10.
Dari tiga indikator utama, udara menempati skor tertinggi dengan 87,18, diikuti tutupan lahan 58,59 dan kualitas air 58,42.
Sayangnya, dari total potensi lahan terbuka hijau yang mencapai 13 hektare, baru sekitar 1,6 hektare yang benar-benar dimanfaatkan sebagai ruang hijau.
“Melalui hutan kota ini, kami ingin meningkatkan angka tutupan lahan sekaligus memberi ruang belajar bagi masyarakat tentang pentingnya lingkungan,” ujar Luluk.
Lebih dari sekedar penghijauan, hutan kota diharapkan bisa menjadi ruang edukatif, wisata keluarga, sekaligus paru-paru kota.
Rencana ke depan, Pemkab Bojonegoro menargetkan setiap kecamatan punya ruang terbuka hijau sendiri.
Inisiatif ini sejalan dengan visi misi menuju Bojonegoro yang Bahagia, Makmur, dan Membanggakan, sekaligus membentuk ekosistem kota yang ramah lingkungan di tengah tantangan perubahan iklim global. (aj)