SURABAYA – Semangat perjuangan buruh menggema dari Ruang Arjuna, Agis Resto Surabaya, Sabtu, 14 Juni 2025.
Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (FSP FARKES R-KSPI) kembali menyalakan bara kesadaran dalam kegiatan Training Kepemimpinan dan Kebebasan Berserikat.
Acara ini tak hanya jadi ajang pelatihan biasa, tapi juga titik penguatan kapasitas para pengurus dan anggota serikat untuk memperjuangkan hak-hak buruh di era yang terus berubah.
Majelis Nasional KSPI, As’ari, membuka pelatihan dengan penegasan tajam.
“Kepemimpinan tak boleh stagnan. Harus lahir pemimpin-pemimpin baru yang siap melanjutkan perjuangan kelas pekerja dengan gagah dan cerdas.”
Sambutan pun mengalir dari tokoh-tokoh FARKES KSPI, seperti Angga Riza – Ketua PUK SP FARKES R KSPI PT. Interbat, Soelaji – Ketua DPD FARKES Jatim, Idris Idham – Sekjen FARKES KSPI.
Mereka menekankan pentingnya solidaritas, kolaborasi, dan kesetaraan sebagai kunci memperkuat posisi tawar buruh, baik di meja perundingan maupun ruang kebijakan publik.
Dalam sesi utama, Dimas P. Wardhana – Wakil Presiden FSP FARKES KSPI Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Media, membakar semangat peserta dengan narasi yang menyentuh.
“Berserikat bukan sekadar pilihan, tapi kebutuhan mendesak. Tanpa serikat, suara buruh akan terus dibisukan. Tapi dengan serikat, kita jadi kekuatan yang tak bisa diabaikan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa serikat adalah jantung demokrasi industrial, bukan sekadar pelindung hak normatif, tapi penggerak keadilan di dunia kerja.
Pelatihan ini melibatkan 25 peserta terpilih, gabungan dari pengurus dan anggota PUK SP FARKES PT. Interbat serta DPD FARKES KSPI Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi strategis antara FSP FARKES KSPI, KSPI, dan DTDA (Denmark Trade Union Development Agency).
Dengan pelatihan ini, para peserta diharapkan mampu pulang ke basisnya masing-masing dengan bekal pengetahuan, semangat baru, dan strategi kuat untuk memperjuangkan kesejahteraan pekerja sektor farmasi dan kesehatan secara lebih masif, adil, dan demokratis. (Dms)