BOJONEGORO – Sabtu malam (14/2025), langit Bojonegoro terang oleh cahaya purnama. Namun, bukan hanya bulan yang bersinar, Purnama Sastra Bojonegoro edisi ke-70 juga memancarkan kehangatan melalui lantunan puisi, geguritan, macapat, monolog, dan musik etnik yang menyentuh kalbu.
Dihelat di Taman Rajekwesi, perayaan sastra bulanan ini menjadi lebih istimewa karena kehadiran Hj. Cantika Wahono, Ketua Dekranasda Kabupaten Bojonegoro.
Tak sekadar hadir sebagai tamu kehormatan, Bunda Cantika turun panggung membaca puisi karyanya sendiri berjudul “Bojonegoro Di Dadamu Kami Pulang”.
Puisi itu ia persembahkan sebagai bentuk cinta dan penghormatan pada tanah kelahirannya, dan sukses membuat suasana menjadi haru dan penuh tepuk tangan.
“Kami mencintaimu bukan karena kau sempurna, tapi karena dalam segala sederhanamu…,” lantun Cantika dalam bait puisinya yang mengalir tenang namun menghujam rasa.
Puisi tersebut menggambarkan Bojonegoro bukan hanya sebagai tempat di peta, melainkan sebagai rumah yang membesarkan, mendidik, dan menjadi sumber inspirasi.
Mulai dari Bengawan Solo, minyak bumi, batik, hingga sandur dan Khayangan Api, semua menjadi simbol kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dibingkai dalam kata-kata indah.
Tak hanya puisi, penampilan musik oklik dari Sanggar Penta Iswara SMPN 5 Bojonegoro turut memeriahkan acara. Irama tradisional yang digawangi oleh alat-alat musik sederhana berpadu apik dengan nuansa sastra malam itu.
Sejumlah seniman dan sastrawan lintas generasi juga hadir, seperti Suyanto MYK, Burhanudin Joe, Agus Sighro Budiono, Eko Peye, Yuli Sedeng, Ariyoko, serta puluhan pegiat sastra lainnya yang mempersembahkan karya terbaik mereka untuk Bojonegoro.
Dengan mengusung tema “Merawat Aksara, Menyemai Rasa”, Purnama Sastra Bojonegoro terus menjadi ruang tumbuhnya kreativitas dan kecintaan pada seni serta identitas lokal.
Bukan sekadar ajang pertunjukan, tapi juga momen spiritual untuk mencintai tanah air dari kedalaman kata. (aj)