Beranda Infotaiment Skandal di Desa Pragelan, Orang Dekat Kades Lolos, Bupati Akan Cek

Skandal di Desa Pragelan, Orang Dekat Kades Lolos, Bupati Akan Cek

Img 20250613 wa0020

BOJONEGORO – Isu kecurangan dalam seleksi perangkat desa di Desa Pragelan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro kian memanas.

Dugaan praktik nepotisme mencuat setelah sejumlah nama yang diduga memiliki hubungan dekat dengan Kepala Desa Rumiati dinyatakan lolos, memicu keresahan warga dan sorotan tajam dari DPRD Kabupaten Bojonegoro.

Wakil Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin, secara tegas mengkritik keras proses seleksi yang dinilainya janggal dan tidak mencerminkan profesionalisme.

“Kepala desa seharusnya profesional, bukan malah memberi kesan seleksi diarahkan ke kerabat sendiri. Semua warga punya hak yang sama. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan,” tegas politisi Partai Golkar ini, Jumat (13/6/2025).

Mitroatin juga menekankan pentingnya transparansi dalam seleksi perangkat desa. Menurutnya, proses yang terbuka dan fair akan membuka ruang bagi peserta yang benar-benar berkompeten untuk bersaing secara sehat.

Tak tinggal diam, anggota Komisi A DPRD Bojonegoro, Lasmiran, menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan permainan dalam seleksi tersebut.

“Kami akan panggil DPMD Bojonegoro dan gelar hearing. Juga akan lakukan sidak ke lapangan untuk memastikan informasi yang beredar,” tegasnya.

Sebelumnya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono saat dikonfirmasi akan segera menindaklanjuti kebenarannya.

“Kami cek mas,” jawabnya.

Kecurigaan warga semakin menguat karena tiga peserta yang lolos diduga memiliki keterkaitan langsung dengan Kepala Desa Rumiati.

Mereka adalah Areza Ade Nugraha (anak kandung, nilai 59), Rozy Iswanto (nilai 61), dan Hesta Afita Nanda (nilai 60). Ketiganya sukses menduduki formasi penting seperti Kaur Keuangan dan Kepala Dusun.

Yang lebih mencurigakan, nilai para peserta yang lolos terbilang hampir seragam dan tipis-tipis, menimbulkan dugaan adanya “pengaturan” atau skenario terselubung dalam proses seleksi.

Warga Desa Pragelan pun mengeluh dan merasa ruang partisipasi mereka dipangkas, karena proses seleksi dinilai tidak adil dan hanya menguntungkan segelintir orang dekat kekuasaan desa. (Er)