Beranda Hukrim Istri Hamil 8 Bulan, Pria Lamongan Ini Nekat Mencuri Untuk Biaya Melahirkan

Istri Hamil 8 Bulan, Pria Lamongan Ini Nekat Mencuri Untuk Biaya Melahirkan

Img 20250610 wa0003

LAMONGAN – Peristiwa yang menggugah hati terjadi di Desa Moropelang, Kecamatan Babat, Lamongan. Seorang pria berinisial S (35), warga Desa Slaharwotan, Kecamatan Ngimbang, tertangkap basah saat hendak mencuri burung murai batu pada Jumat (23/5/2025) siang.

Aksi nekat itu nyaris berujung tragis. Warga yang geram hampir main hakim sendiri sebelum polisi datang dan menyelamatkan S dari amukan massa. Ia pun langsung diamankan ke Mapolres Lamongan.

Namun siapa sangka, di balik aksi pencurian tersebut, tersimpan kisah menyayat hati yang membuat banyak orang terdiam. S nekat mencuri demi satu hal biaya persalinan istrinya, Tika, yang kini sedang hamil 8 bulan dan hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Kisah ini terungkap setelah Akhmad Sriyono (Yoyon), jurnalis dari Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT), berkunjung ke rumah pasangan ini. Potret kemiskinan begitu nyata tidak ada sumur, mandi harus ke sungai, dan uang untuk melahirkan pun belum ada.

“Saya menyaksikan langsung, betapa sulit hidup mereka. Mereka mandi di sungai karena tak punya air bersih, dan tak ada biaya persalinan,” ungkap Yoyon, Minggu (08/06/2025).

Dalam tangis lirih, Tika mengungkapkan kegundahannya. “Sebentar lagi saya akan melahirkan. Tapi uang belum ada. Sumur saja tidak punya. Kalau nanti bayi lahir, bagaimana saya ambil air dari sungai,” ucapnya.

TKisah pilu ini menggugah banyak pihak. Tak hanya rekan-rekan jurnalis, bahkan istri Bupati Lamongan, Anis Kartika Efendi, turut tergerak dan datang langsung memberikan dukungan moral kepada Tika.

“Saya tidak datang untuk membenarkan kesalahan. Tapi saya hadir sebagai sesama perempuan dan ibu, untuk memberi dukungan kepada Bu Tika,” ujar Anis Kartika.

Seruan kemanusiaan ini juga disuarakan oleh Divisi Advokasi KJJT yang mendesak agar pemerintah lebih berpihak pada rakyat kecil.

“Sudah saatnya negara hadir. Bukan hanya menindak pelanggaran, tapi juga mengulurkan tangan kepada warga yang benar-benar terjepit hidupnya,” tegas Feris Brewok dari KJJT.

Kisah ini bukan sekadar soal pencurian burung, tapi jeritan rakyat kecil yang nyaris tak terdengar.

Peristiwa ini membuka mata bahwa di balik tindak kriminal, bisa jadi ada tangisan dan keputusasaan yang tak terlihat. (Bup)