CIREBON – Longsor dahsyat terjadi di kawasan tambang batu kapur Gunung Kuda, Desa Cipanas, Bobos, Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Di balik musibah tragis yang menewaskan sejumlah pekerja, terselip kisah penyintas bernama Syahroni (45) yang lolos dari maut meski berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Menurut pengakuan Syahroni, peristiwa terjadi begitu cepat tanpa adanya tanda-tanda. Saat itu, ia tengah bekerja tidak jauh dari kaki tebing, lokasi utama para penambang biasa mengangkat batu. Mendadak, suara keras terdengar. Tebing setinggi hampir 50 meter runtuh dalam sekejap.
“Tiba-tiba langsung breg, tanpa suara retakan atau kerikil jatuh sebelumnya. Saya cuma kena debunya saja, untungnya saya agak jauh dari tebing,” kata Syahroni saat ditemui tim pencari korban, Minggu (1/6/2025).
Sayangnya, tiga rekan kerjanya tidak seberuntung dirinya. Dua orang tewas tertimpa batu besar, satu lainnya mengalami patah kaki dan kini tengah dirawat intensif.
“Teman saya ada tiga yang jadi korban. Dua meninggal, satu dirawat karena kakinya tertimpa batu,” lanjutnya, masih dengan wajah lelah dan mata sembab.
Yang membuat hati makin pilu, lokasi longsoran kali ini ternyata sama dengan lokasi longsor sebelumnya yang terjadi pada Februari 2025.
Namun, kala itu, masih ada tanda-tanda seperti suara retakan dan gemuruh kecil yang membuat para pekerja waspada dan sempat menyelamatkan diri.
“Kalau Februari lalu itu ada suara, jadi sempat kabur. Nah sekarang ini benar-benar diam. Tiba-tiba tebing langsung runtuh,” katanya.
Tak hanya pekerja tambang, Syahroni juga menyebut kemungkinan adanya seorang wanita penjual minuman keliling yang turut menjadi korban. Ia sempat melihat wanita tersebut berada di sekitar lokasi saat kejadian.
“Saya ingat, ada ibu-ibu biasa jualan minuman. Sepertinya ikut tertimbun juga. Saya lihat dia tadi di bawah, bareng pekerja,” ujar Syahroni.
Dari data sementara, dua wanita bernama Sakirah (40) dan Muniah (45) tercatat sebagai korban hilang. Keduanya tengah dalam pencarian oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, dan kepolisian.
Hingga kini, petugas masih berjibaku mengevakuasi korban dari balik timbunan batu kapur. Tragedi ini menjadi yang terparah dari sejumlah longsor yang pernah terjadi di Gunung Kuda. (Yan)